Saham Bumi Resources Kembali Dilepas ke Institusi Asing
Jakarta, Kompas, Selasa 20 Januari 2004 - Long Haul Holdings Limited dan Minarak Labuan Co Ltd selaku pemegang saham mayoritas kembali melepas saham PT Bumi Resources Tbk. Kali ini sebanyak 9,3 persen saham atau setara dengan 1,8 miliar lembar saham dilepas ke institusi asing dari Asia, Eropa, dan Amerika dengan harga Rp 397 per saham pada harga nominal Rp 500.
Sebelumnya, akhir tahun lalu Long Haul juga telah melakukan private placement (penjualan saham kepada institusi tertentu) sebesar 5,15 persen sahamnya.
Direktur Keuangan Bumi Resources Eddie J Soebari dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Jakarta (BEJ), Senin (19/1), mengatakan pada 15 Januari 2004 manajemen telah mendapat permintaan dari Long Haul dan Minarak Labuan selaku pemegang saham perseroan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham di BEJ, sehubungan dengan private placement tersebut.
Bertindak selaku koordinator transaksi sekaligus agen penjualan (sole bookrunner dan placement agent) adalah PT BNP Paribas Peregrine. Menurut Eddie, Long Haul dan Minarak Labuan berkomitmen untuk tidak melakukan divestasi atas saham mereka lagi dalam jangka tiga bulan ke depan, terhitung sejak dilakukannya transaksi ini.
Dibuka
Dengan adanya penjelasan dari manajemen tersebut, perdagangan saham Bumi Resources telah dibuka kembali pada sesi II perdagangan kemarin. Sebelumnya, perdagangan saham Bumi Resources dihentikan sementara oleh BEJ sejak sesi II perdagangan Jumat pekan lalu.
Saham Bumi Resources terus menanjak sejak melakukan transaksi pembelian PT Kaltim Prima Coal (KPC) senilai 500 juta dollar AS dari Rio Tinto dan BP International. Dari stagnan pada harga Rp 35 hingga posisi tanggal 17 Juli 2003, hari berikutnya saham Bumi Resources terus menguat. Pada perdagangan kemarin, saham Bumi Resources ditutup pada harga Rp 465.
Untuk membeli KPC, Bumi Resources mendapat utang 404 juta dollar AS dari empat lembaga keuangan asing. Utang berjangka 2-5 tahun dengan suku bunga pasar itu diberikan oleh United Overseas Bank (UOB) dari Singapura dan Credit Suisse First Boston (CSFB) dari Swiss senilai 317 juta dollar AS. Adapun Macquire Bank dari Australia memberi utang 45 juta dollar AS, dan Leighton Financial International dari Jerman memberi utang 40 juta dollar AS.
Analis pasar modal BNI Securities, Norico Gaman, menilai, pelepasan saham ke institusi asing itu memberi sentimen positif pada pasar. "Itu menunjukkan besarnya minat investor asing. Melihat prospek kinerja KPC milik Bumi Resources, saya masih melihat potensi kenaikan harga saham," katanya.
Dijelaskan, harga saham batu bara produksi KPC tahun ini mencapai level 40-42 dollar AS per ton. Tahun 2003, harganya antara 30-32 dollar AS per ton. "Tingginya permintaan dari Jepang akan batu bara kualitas dunia yang diproduksi KPC membuat harga batu bara tahun ini meningkat," katanya.
Di dunia, KPC sendiri merupakan produsen batu bara peringkat I jenis primer, yaitu batu bara dengan kelas premium. Ladang batu bara primer terbesar dunia saat ini ada di Australia, milik Rio Tinto
sumber: