Saham Antam Menguat dalam Jangka Panjang
ÂÂ
Senin, 24 Oktober 2005, 00:08 WIB
Saham Antam Menguat dalam Jangka Panjang
Laporan -
Pada perdagangan jangka panjang, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berpotensi menguat. Fundamental saham sektor pertambangan tersebut cukup menjanjikan.
Kalau dilihat dari proyeksi awal, secara fundamental kinerja perseroan masih dapat ditoleransi, kata analis PT Henan Putihrai PA Triyono kepada Investor Daily di Jakarta, Jumat (21/10).
Pada perdagangan akhir pekan lalu, saham Aneka Tambang ditutup terkoreksi Rp 25 menjadi Rp 2.750. Volume transaksi saham yang dibukukan mencapai 510,5 juta lembar senilai Rp 1,4 miliar. Sementara itu, frekuensi transaksi saham Aneka Tambang tercatat sebanyak 40 kali.
Triyono menambahkan, earning per share (EPS) saham Aneka Tambang pada 2005 diperkirakan mencapai Rp 435,94, setelah di semester pertama tercatat sebesar Rp 217,97. Angka ini mendekati proyeksi awal kita yang mencapai Rp 477,29, jelas dia.
Menurut dia, EPS perseroan yang diperkirakan sebesar Rp 435,94 tersebut sudah mencapai sekitar 91% dari proyeksi semula. Jadi, masih cukup bagus, imbuhnya.
Sedangkan secara teknis, lanjut Triyono, berdasarkan indikator Williams%R (W%R), saham Aneka Tambang bergerak di area netral. Namun, indikator moving average convergence divergence (MACD) menunjukkan arah menurun (downtrend) pada saham sektor pertambangan tersebut.
Produksi Meningkat
Sementara itu, disinggung mengenai upaya perseroan mendongkrak kinerja saham perseroan, Direktur Keuangan Aneka Tambang Kurniadi Atmosasmito mengatakan, seiring beroperasinya kembali pabrik feronikel (FeNi) II dan produksi pabrik FeNi III yang akan naik tiga kali lipat, diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Saat ini, harga saham Antam kan juga sudah cukup bagus, kata Kurniadi kepada Investor Daily.
Menurut Kurniadi, sebelum pengoperasian pabrik FeNi III yang memproduksi nikel, pendapatan perseroan sebesar US$ 114 juta. Namun, setelah FeNi III beroperasi pada akhir November 2005, pendapatan perseroan ditargetkan mencapai US$ 300 juta. Selama ini, pendapatan perseroan berasal dari produksi nikel (75%), sedangkan sisanya dari emas dan bauksit.
Dia juga menambahkan, kenaikan biaya untuk kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) Aneka Tambang sebesar 15% atau sekitar Rp 40 miliar dibanding tahun lalu tidak memengaruhi target pendapatan perseroan.
Kendati ada sedikit kenaikan pada biaya operasional, Antam sudah mengantisipasinya dengan cara pengalihan bahan bakar untuk power plant.
Sebelumnya, perseroan menggunakan bahan bakar Industrial Diesel Oil (IDO) untuk power plant
Kurniadi menambahkan, ke depan, Antam akan memikirkan penggunaan bahan bakar gas untuk power plant, sehingga bisa lebih menurunkan biaya. Menurut dia, harga gas untuk industri ini sangat murah, sekitar 4-5 sen per KWH dibanding penggunaan BBM.
Produksi feronikel Aneka Tambang mulai 2006 akan melonjak menjadi 26.000 ton dari 7.000. Pabrik FeNi II mempunyai kapasitas produksi sebesar 11.000 ton per tahun, sementara itu, FeNi III mencapai 15.000 ton per tahun. Bahkan produksi feronikel emiten dengan kode ANTM itu akan bertambah sekitar 30.000 ton per tahun bila pabrik FeNi IV rampung dikerjakan.
Keuntungan yang diraih Aneka Tambang selama periode Januari hingga Juni 2005 meningkat 5,9% yoy menjadi Rp 415,83 miliar dibanding periode sama 2004 yang mencapai Rp 392,76 miliar.
Manajemen Antam dalam publikasi laporan keuangan memaparkan, peningkatan laba bersih tersebut ditopang angka penjualan yang bertambah sekitar 1,0% yoy menjadi Rp 1,31 triliun dari sebelumnya Rp 1,29 triliun.
Emiten dengan kode perdagangan ANTM itu juga mampu mempertahankan besaran beban pokok penjualan, bahkan angkanya sedikit lebih kecil menjadi Rp 660,10 miliar dari sebelumnya Rp 669,39 miliar. Akibatnya, posisi laba kotor bertumbuh 3,5% menjadi Rp 650,48 miliar dari Rp 628,53 miliar.
Laba usaha perusahaan tambang pelat merah itu hanya meningkat Rp 5,07 miliar menjadi Rp 516,74 miliar. Namun, adanya pendapatan bunga sebesar Rp 10,54 miliar dan pendapatan lain-lain Rp 52,84 miliar mampu membantu peningkatan keuntungan, sehingga laba bersih per saham juga bertambah dari Rp 205,88 menjadi Rp 217,97.
Rekomendasi
Triyono merekomendasikan buy on weakness saham Aneka Tambang dalam perdagangan jangka pendek hingga menengah. Karena indikator MACD masih downtrend, kata dia. Namun, dalam jangka panjang, dia merekomendasikan beli saham Aneka Tambang.
Harga saham Aneka Tambang akan bergerak di kisaran level support Rp 2.425 dan resistance Rp 2.875. (art)
sumber: