Rumah Warga Dusun Tator Didata Ulang

<>

Rumah Warga Dusun Tator Didata Ulang

Tribunkaltim, 10 Desember 2005

 

Sangatta, Tribun -- Hasil pendataan sementara Tim Investigasi Blasting (TIB) menemukan sekitar 962 rumah warga Dusun Tator Desa Singa Gembara rusak akibat terkena efek peledakan yang dilakukan PT Thiess, kontraktor PT KPC. Kerusakan mulai dari rusak ringan hingga parah. Kendati demikian, TIB akan mendata ulang jumlah rumah itu untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

"Kami memang telah mendata awal ada sekitar 962 rumah warga yang rusak, tapi agar lebih akurat, akan ada verifikasi inspeksi langsung, apakah jumlah tersebut benar-benar riil atau tidak," ujar Ketua TIB M Husaini, Minggu (4/12). Ia menambahkan, TIB akan bekerja secara efektif dan hasilnya menjadi rekomendasi bagi PT Thiess terkait masalah penggantian kepada masyarakat. Husaini menerangkan, kategori rusak ringan, sedang, dan berat dibutuhkan lantaran hal itu terkait ganti rugi kepada masyarakat.

Kategori rusak ringan meliputi kusen miring, daun pintu dan jendela sulit ditutup, lantai retak, dan dinding kayu plywood renggang. Kemudian kategori rusak sedang yaitu lantai kamar mandi dan WC banyak yang lepas dan lantai ruangan lain mengalami penurunan yang signifikan. Selanjutnya kategori rusak berat yaitu tongkat atau kuda-kuda penyangga miring sehingga mengakibatkan terjadi kerusakan pada unsur bangunan lain.

"Nanti teman-teman dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang menghitung secara rinci berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan itu. Tim tidak ingin gegabah merekomendasi kepada perusahaan tanpa ada kejelasan. Tidak mudah sebab melibatkan perusahaan dan yang bersangkutan, selain itu jumlah kerusakan yang diklaim kan tidak kecil," tuturnya.

Menurut dia, identifikasi lanjutan ini akan memakan banyak waktu. Tetapi ia berjanji, TIB akan menyelesaikan dalam waktu sesegera mungkin. Demi efisien waktu, tim akan dibagi dalam tim-tim kecil untuk datang langsung ke rumah-rumah yang rusak, melihat dan mencatat dengan cermat.

Lantas, bagaimana dengan dampak yang terjadi selain bangunan fisik di antaranya kondisi psikologis dan penyakit yang diderita warga akibat efek blasting tersebut? Husaini tak menyangkal atas dampak tersebut. Hanya saja untuk sementara ini TIB menyepakati ada skala prioritas yang dilakukan guna menyelesaikan masalah ini. "Selain kerusakan bangunan memang ada dampak lain seperti debu, banjir, trauma atau penyakit tertentu.

Tetapi sekarang kami bereskan dulu yang berkaitan dengan bangunan fisik milik warga, setelah selesai barulah ditangani dampak lainnya," tandas dia. Seperti diberitakan beberapa waktu lalu, TIB yang terdiri dari anggota DPRD Kutim, Dinas PU, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertambangan dan Energi, Polsek, camat, PT KPC dan unsur masyarakat mulai melakukan pendataan ke rumah penduduk yang ditengarai terkena efek peledakan yang dilakukan PT Thiess pada pertengahan November lalu. (

sumber: