Ribuan Warga Kota Padang Mendesak Direlokasi
Selasa, 04 Oktober 2005 |
Ribuan Warga Kota Padang Mendesak Direlokasi Padang, Kompas - Ribuan warga yang bermukim di daerah rawan banjir dan longsor di Kota Padang, Sumatera Barat, mendesak agar pemerintah segera merealisasikan rencana relokasi. Apalagi, longsor sudah terjadi beberapa kali sejak awal September 2005 dan menelan korban jiwa dan harta yang tak ternilai. Musim hujan sekarang diperkirakan sampai akhir tahun, mencemaskan dan membuat masyarakat resah. Kami sudah tak nyaman lagi tidur di rumah, kata Syamsudin, warga Kelurahan Seberang Palinggam, yang bermukim di pinggang Bukit Lantiak, Senin kemarin. Puluhan warga juga mengemukakan kekhawatirannya dengan ancaman longsoran susulan di Bukit Lantiak. Warga sudah tak kuat setiap hujan rumah mereka dibanjiri lumpur. Camat Padang Selatan Azwin mengatakan, ada 1.518 keluarga atau 7.294 jiwa warganya yang bermukim di delapan kelurahan yang rawan bencana. Mereka berharap ada program relokasi. Di Kelurahan Rawang, ada 38 keluarga (atau 188 jiwa) yang bermukim di areal rawan bencana seluas 2,94 hektar. Di Bukit Gado-gado ada 277 keluarga (1.009 jiwa) bermukim di areal 25 hektar rawan bencana. Di Seberang Padang, Teluk Bayur, dan Mata Aia, masing-masing seluas 3, 11, dan 25 hektar yang rawan bencana dan mengancam masing-masing 50 keluarga (100 jiwa), 166 keluarga (1.370 jiwa), dan 371 keluarga (1.795 jiwa). Sedangkan di Sebarang Palinggam ada 411 keluarga (2.055 jiwa) yang bermukin di daerah rawan longsor. Di Kelurahan Aia Manih dan Batang Arau masing-masing 30 keluarga (144 jiwa) dan 215 keluarga (638 jiwa), jelasnya. Secara terpisah, Camat Lubuk Begalung Elfian Putra Ifadi juga menyebutkan, ada ratusan keluarga yang bermukim di kaki bukit di Gaung, Pampangan, dan Pengambiran yang berinisiatif mengungsi karena hujan yang berlangsung sepanjang hari sangat mencemaskan. Wali Kota Padang Fauzi Bahar menilai positif adanya kesadaran untuk pindah itu. Akan tetapi, untuk relokasi ada proses yang mesti dilalui. Wali Kota menjelaskan, soal tempat relokasi masih dibicarakan dan dikaji betul di mana lokasi yang layak. Masyarakat diminta untuk bersabar. Menjelang hal itu diputuskan dan dibangun, untuk sementara, tingkatkan kewaspadaan. Karena ancaman banjir dan longsor, bahkan abrasi pantai, bisa saja sewaktu- waktu terjadi, entah siang entah malam hari, katanya. (NAL) |