RI Layak Jadi Tujuan Investasi
JAKARTA (Suara Karya): Pemerintah berharap peringkat utang Indonesia (RI) meningkat dari BB (double B) menjadi BBB (triple B), menyusul perkiraan membaiknya kondisi perekonomian pasca terpilihnya pemerintahan baru yang demokratis. Demikian dikatakan Menko Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, dalam seminar Sistem Logistik Kargo Udara yang Efisien untuk Meningkatkan Daya Saing Produksi Nasional, di Jakarta, Rabu (6/10).
"Jika triple B tercapai, kita akan mencapai investment grade atau negara yang layak menjadi tempat dan tujuan investasi," kata Dorodjatun. Peringkat itu, katanya, akan menghasilkan kepercayaan dari lembaga-lembaga keuangan internasional sehingga untuk meminjam apa pun tak sulit dan pasti mendapatkan persetujuan.
Pernyataan Menko Perekonomian itu berkaitakan dengan perbaikan peringkat utang Indonesia yang dilakukan lembaga pemeringkat Fitch Ratings, dari B+ Stabil menjadi B+ Positif, yang dilansir, Selasa (5/10). Peringkat B menandakan surat utang dalam valuta asing (valas) maupun mata uang lokal mengandung risiko kredit yang signifikan, namun masih tersisa sedikit tingkat keamanannya.
Komitmen untuk membayar kembali sangat bergantung pada pada iklim ekonomi dan bisnis. Sedangkan tanda + mengindikasikan bahwa peringkat itu berpotensi untuk meningkat. Menurut Dorodjatun, selama 2003 neraca pembayaran Indonesia tetap aman. Sementara surplus neraca transaksi berjalan tahun 2002 mencapai 7,5 miliar dolar AS. Sampai akhir Desember 2003, cadangan devisa mencapai 34 miliar atau 2,4 miliar dolar AS lebih tinggi dari akhir 2002.
Stabilitas moneter yang meningkat, kata Dorodjatun, mendorong kepercayaan masyarakat, bahkan masyarakat internasional. Kepercayaan itu ditunjukkan dengan naiknya peringkat utang jangka panjang pemerintah dalam valas dari CCC+ menjadi B-, dan peringkat utang jangka panjang dalam mata uang lokal dari B- menjadi B pada Oktober 2003.
Perbaikan peringkat utang menurut lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor`s (S&P) dapat tercapai karena pemerintah berhasil merencanakan untuk tidak mengupayakan penjadwalan utang, menyusul membaiknya kondisi fiskal, moneter, neraca pembayaran, dan cadangan devisa. "Bahkan badan peringkat internasional Fitch menaikkan rating dari B menjadi B+ pada November 2003," kata Jatun.
Perbaikan peringkat itu didasarkan kemampuan keuangan pemerintah dan swasta yang meningkat. Di samping mantapnya stabilitas ekonomi tak terlepas dari kinerja fiskal. Dalam beberapa tahun terakhir ini pemerintah memang telah berhasil melakukan konsolidasi di bidang keuangan negara dan ini memberikan petunjuk yang baik kepada pasar bahwa ketahanan fiskal tetap terjaga.
Dalam seminar tersebut Dorodjatun mengingatkan pelaku industri untuk perlu mewaspadai tren sistem intermoda global dalam industri kargo baik darat, laut, dan udara. "Perlu diwaspadai, karena sudah muncul pemanfaatan sistem intermoda global dalam industri kargo yang berujung pada tren penurunan biaya transportasi dan komunikasi," katanya.
Tren penurunan biaya tranportasi itu juga dipicu dengan tren baru industri kargo darat, laut, dan udara yang terintegrasi dengan kemajuan teknologi di bidang informasi dan teknologi
sumber: