Red Hat Masuki Segmen PC
Jakarta - Red Hat, salah satu distributor Linux, segera meluncurkan paket sistem operasi open source untuk komputer desktop (Red Hat Desktop) dengan membidik segmen perusahaan. Hendrawan, business manager PT Bajau Escorindo -distributor Red Hat di Indonesia, mengungkapkan produk perdana untuk desktop tersebut rencananya diluncurkan secara global pada pertengahan Mei 2004.
"Red Hat Desktop ditargetkan untuk perusahaan karena dipasarkan secara paket untuk 10 hingga 50 pengguna dengan harga yang lebih murah dibandingkan sistem operasi yang mendominasi pasar saat ini," katanya kepada Bisnis kemarin.
Red Hat selama ini hanya membidik pasar server yang menjalankan Unix -sistem operasi yang menjadi basis pengembangan Linux. Melalui produk baru ini, perusahaan itu memperluas pasarnya ke segmen desktop yang dikuasai Microsoft melalui Windows.
Menurut Hendrawan, target Red Hat bukanlah seluruh pasar peranti lunak desktop, melainkan khusus bagi perusahaan yang membutuhkan paket sistem operasi murah, lengkap dan dapat menjalankan aplikasi bisnis.
Paket Red Hat Desktop antara lain berisikan aplikasi perkantoran OpenOffice.org 1.1, Evolution (email), Mozila (Web-browser), dan fasilitas instant messaging serta mendukung platform Intel X86, Intel EM64T dan AMD (termasuk AMD64).
Seperti produk server, Red Hat memasarkan produk desktop ini dengan skema berlangganan seharga US$3.500 pertahun termasuk updating untuk 50 pengguna, atau sekitar US$70 per PC setiap tahunnya.
Pengguna dapat membandingkan skema berlangganan Red Hat dengan harga ritel Microsoft Windows XP Professional senilai US$299. Novell mematok US$90 untuk produk desktop-nya namun penambahan edisi bisnis dikenakan harga US$598.
Sun Microsystems yang belum lama ini masuk ke pasar open source mematok harga US$100 per pengguna untuk Java Desktop Systems (JDS). Perusahaan itu menggunakan sistem operasi Linux yang dipasok SuSE.
Hendrawan menuturkan potensi Red Hat Desktop di Indonesia sangat besar karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan kompetitor. Indonesia selama ini dikenal sebagai pasar yang sensitif terhadap harga.
Dengan menambahkan US$10.000, pengguna juga diberikan Red Hat Network Satellite Server untuk pengelolaan update software. (dss)
Sumber: Bisnis Indonesia