Purnomo Terpilih Menjadi Presiden Merangkap Sekjen OPEC

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro terpilih menjadi Presiden sekaligus Sekjen OPEC. Bagaimana dengan tugas-tugasnya di kabinet? Ia akan memilih yang mana?

Informasi terpilihnya Purnomo menjadi presiden OPEC (Organization of   the Petroleum Exporting Countries) atau Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak tersebut disampaikan sendiri oleh Purnomo kepada detikcom melalui kontak ponsel Belanda-Austria langsung seusai sidang OPEC di Wina, Jumat (5/12/2003) dinihari WIB.

Purnomo mengaku sama sekali tidak menduga sidang akan memilih dirinya menduduki jabatan presiden OPEC untuk masa persidangan 2004 tersebut. Hal itu, menurut Purnomo, karena tugas-tugasnya di kabinet sudah super sibuk. Baginya, keputusan sidang di markas OPEC di Wina itu adalah sebuah kejutan.

Kejutan lainnya masih menghampiri Purnomo, yakni karena sidang juga mempercayai dia untuk merangkap jabatan sebagai Sekretaris Jenderal OPEC, sampai ditemukan Sekjen definitif. "Ini terjadi karena pada saat  pemilihan Sekjen OPEC sidang mengalami deadlock. Sidang tidak mencapai kata sepakat siapa di antara tiga kandidat yang pantas menduduki posisi Sekjen." papar Purnomo.

Ketiga kandidat tersebut adalah dari Kuwait, Iran dan Sekjen lama, Dr Alvaro Silva Calderon dari Venezuela, yang dicalonkan kembali karena ada sebagian negara anggota menginginkan masa jabatan dia diperpanjang. Purnomo tidak menyebutkan nama kandidat dari Iran dan Kuwait.

Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, pemilihan Sekjen dalam tubuh OPEC itu paling sulit. Hal itu antara lain disebabkan karena negara-negara anggota dari Timur Tengah sangat tidak padu. Padahal keputusan atau suara untuk seorang kandidat Sekjen harus bulat.  "Sehingga untuk memilih seorang Sekjen kadang membutuhkan waktu sampai 7  tahun." ungkap Purnomo.

Purnomo yang menyabet gelar doktor bidang ekonomi sumber daya alam di University of Colorado, AS, itu mengakui bahwa kepercayaan dari  OPEC tersebut akan semakin menambah beban kerja dan kesibukannya.  Meskipun demikian, dia tidak bermaksud meninggalkan jabatannya di kabinet.

"Tanggung jawab di kabinet tidak akan saya tinggalkan. Ini semua memang tidak terduga dan saya butuh waktu untuk memikirkan bagaimana mengelolanya dengan baik" kata menteri kelahiran Semarang itu.

Yang saat ini terlintas dalam pikirannya, agar tugas-tugas di kabinet dan tugas rangkap jabatan di OPEC bisa lancar, adalah dengan mencari  alternatif. "Saya bisa menunjuk orang paling senior di OPEC untuk membantu saya, atau saya menunjuk orang dari Jakarta untuk mewakili tugas-tugas saya di sini (markas OPEC di Wina, red)" tambah Purnomo.

sumber: