PTBA incar 5 perusahaan tambang
JAKARTA (Bisnis): PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk merencanakan mengakuisisi lima perusahaan tambang yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, kata direksinya.
Dirut PTBA Ismet Harmaini menuturkan saat ini PTBA tengah melakukan proses due diligence dengan lima perusahaan tambang tersebut.
"Proses akuisisi itu ke depan akan menambah produksi batu bara PTBA sekitar satu sampai dua juta ton per tahun," tuturnya kepada wartawan di Jakarta kemarin.
Menurut dia, PTBA tidak dapat memberikan keterangan nama perusahaan batu bara yang akan diakuisisi karena terikat dengan perjanjian.
Yang pasti, katanya, PTBA sudah menyiapkan diri untuk proses akuisisi. Jadi, katanya, sekarang tinggal menunggu hasil due diligence, atas lima perusahaan itu mana yang menguntungkan untuk diakuisisi.
Ismet mengatakan perusahaan akan menyelesaikan proses due diligence tersebut pada Juni 2004 nanti.
Di tempat yang berbeda, Corporate Secretary PTBA Milawarma menuturkan proses akuisisi terhadap lima perusahaan tambang di Kaltim dan Kalsel masih berjalan.
"Sebenarnya dari lima perusahaan tersebut, tinggal empat perusahaan yang masih masuk proses due diligence," ujarnya.
Menurut dia, setelah proses due diligence dari empat perusahaan itu selesai, maka tim akan melaporkan kepada direksi. Dari hasil laporan tersebut, katanya, akan digunakan sebagai dasar penentuan perusahaan mana yang akan diakuisisi.
Tentunya, kata Milawarma, akan dilihat kelayakan dan keuntungannya bagi PTBA.
Dia menjelaskan untuk pendanaan akuisisi perusahaan batu bara itu, PTBA akan mencari pendanaan dari lembaga keuangan dalam dan luar negeri. Hal tersebut, katanya, wajar dilakukan.
Menurut dia, dengan mengakuisisi perusahaan tambang itu, maka PTBA akan dapat melakukan sinergi di bidang keuangan, operasional, dan pemasaran.
Pasok batu bara
Dalam kesempatan tersebut, Milawarma menjelaskan PTBA, PT Kereta Api Indonesia dan PT Indonesia Power melakukan kerja sama untuk menangani terganggunya sarana transportasi kereta api yang membuat pasokan batu bara dari perusahaan ke konsumen terganggu.
"Ada empat terget yang akan diambil untuk menangani terganggunya sarana transportasi tersebut," katanya.
Pertama, melalui program jangka singkat yang kurang dari setahun. Program jangka singkat ini, katanya, ditargetkan akan mengangkut batu bara sampai 10 juta ton. Program ini akan menghabiskan dana sebesar Rp29 miliar.
Kedua, program jangka pendek untuk 2005 yang diperkirakan menambah pasokan sebesar 1,5 juta ton.
Ketiga, program jangka menengah untuk menambah pasokan sebesar 1,3 juta ton, dan keempat, program jangka panjang untuk menambah pasokan sebesar 2,5 juta ton.
Ismet mengatakan untuk program jangka menengah dan jangka panjang, jika disetujui pemerintah akan dibentuk dalam joint venture antara PTBA, PT KA, dan PT Indonesia Power.