PT Timah incar 2 tambang batu bara
Dirut PT Timah Tbk Thobrani Alwi mengatakan rencana tersebut merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengembangkan kegiatan usahanya. "Targetnya, kami akan mengakuisisi dua perusahaan tambang batu bara lagi. Mungkin masih di wilayah Kalimantan Selatan. Tapi bisa juga di Kalimantan Timur, Riau, atau Sumatra bagian Selatan. Kami sedang kaji, mana yang lebih menguntungkan," ujarnya, akhir pekan lalu. Tanpa menyebutkan nama perusahaan yang akan diakusisi itu, Thobrani menjelaskan peluang bisnis batu bara masih terbuka sangat lebar, di mana kebutuhan dan harganya diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan melonjaknya harga minyak mentah dunia. "Keputusan menekuni bisnis batu bara merupakan strategi diversifikasi usaha yang belakangan ini terus kami kembangkan." Pada akhir 2003, PT Timah Investasi Mineral dan PT Tambang Timah (keduanya anak perusahaan PT Timah Tbk) telah mengakuisisi PT Tanjung Alam Jaya (TAJ), yang berlokasi di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Saat diakuisisi, produksi TAJ pemegang PKP2B (perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara) itu, sekitar 300.000 ton per tahun. "Rencananya, kami menargetkan tingkat produksi sekitar 1 juta-1,5 juta ton," ujar Thobrani. Namun, R. Sukhyar, Sekditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral pada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral meragukan rencana tersebut dengan alasan kendala musim hujan dan minimnya peralatan tambang. "Itu terlalu optimis. Saya rasa tidak akan sampai satu juta ton. Ini kan masih hujan dan peralatan di sana juga minim," ujarnya, pekan lalu. Sukhyar yang juga Komisaris PT Timah, menjelaskan tingkat produksi TAJ sendiri pada 2004 hanya berkisar 300.000 ton per tahun. Volume itu, masih jauh dari proyeksi peningkatan hingga satu juta ton pada tahun ini. Thobrani mengemukakan sekali pun belum mencapai target produksi, kualitas batu bara TAJ diminati pembeli asal Korea Selatan dan Jepang. karenakan kualitasnya high grade dengan nilai kalori 6500 Kcal. Pacu usaha lain Dirut PT Timah menambahkan selain batu bara, BUMN tambang itu juga bekerja sama dengan PT Sarana Karya untuk memproduksi dan memasarkan aspal surah dan Buton Granular Asphalt. Bahkan, paparnya, tahun lalu PT Timah telah melakukan penetrasi pasar melalui kerja sama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Prasarana Produksi Depkimpraswil. Kerja sama juga dilakukan dengan LPPM ITB dan Puslitbang Migas Cepu dalam mengembangkan kajian pengolahan aspal alam. Thobrani mengemukakan PT Timah melalui PT Timah Eksplomin juga telah mengambil alih sebuah pengolahan pasir kwarsa di Kabupaten Kampar, Riau. Tahun lalu, telah dilakukan instalasi kembali pabrik pengolahan dan melakukan uji coba produksi untuk memperoleh spesifikasi produk gravel pack sand (GPS) yang dibutuhkan industri perminyakan. "Peresmian produksi akan dilakukan dalam waktu dekat." Di bidang jasa, katanya, diversifikasi usaha PT Timah telah merambah proyek pengerukan untuk reklamasi pantai di Johor, Malaysia. Saat ini beberapa proyek telah selesai dikerjakan dan terus dikembangkan untuk memperoleh proyek baru. Selain itu, kegiatan jasa pembuatan pabrik kelapa sawit juga tengah digarap. Thobrani menegaskan meski usaha di bidang lainnya terus dikembangkan, PT Timah tetap tidak akan meninggalkan bisnis inti di bidang penambangan timah. "Apalagi PT Timah Tbk selama ini dikenal merupakan salah satu pemasok terbesar kebutuhan timah dunia," katanya. (06/zuf) |
 |