PT Timah Cari BBM Alternatif
PT Timah Cari BBM Alternatif
Bangkapost, 30 September 2005
ÂÂ
PANGKALPINANG –– Naiknya harga BBM disaat harga logam timah cenderung turun, menuntut PT Timah mencari bahan bakar alternatif.
ÂÂ
Dirut PT Timah Tbk, Thobrani Alwi menjelaskan karena semua perusahaan pertambangan, termasuk PT Timah merupakan industri ekspor. Maka harus membeli BBM dengan harga internasional yang dampaknya sangat besar terhadap perusahaan.
“Setiap bulan kita pakai untuk kapal keruk, PLTD dan peleburan sekitar 5 sampai 6 juta liter, jadi bila dikalikan Rp 3.000 maka tambahan cost kita sekitar Rp 15 miliar per bulan,� jelas Thobrani kepada Bangka Pos Group, Selasa (27/9) di Griya Timah.
Dijelaskannya, bila dulu PT Timah harus mengeluarkan uang cash Rp 2.300 per liter, maka sekarang menjadi Rp 5.400 sampai Rp 5.600 per liter. Berarti ada penambahan biaya sekitar Rp 3.000 dan harga tersebut sering berubah setiap bulan tergantung harga minyak dunia
PT Timah tidak pernah lagi membeli BBM dengan harga subsidi, namun PT Timah langsung ambil sendiri dari Riau dan diangkut mempakai tongkang PT Timah sendiri.
“Dengan harga timah yang turun maka kita harus melakukan usaha perbaikan, kita sedang meneliti apakah bisa bahan bakar saat ini diganti dengan bahan bakar lain atau disebut minyak bakar, kita sedang menghubungi pabriknya di Jerman bisa nggak HSD diganti fiil oil,� tukas Thobrani.
Dijelaskannya hal tersebut bisa menjadi kenyataan, maka tahun depan akan mulai dilaksanakan.
“Harga fill oil saat ini sekitar Rp 2.800 sampai Rp 3.000 jadi lebih murah dibanding HSD,� ujarnya.
Dilanjutkannya saat ini juga sedang dilakukan penelitian untuk menggunakan bio diesel. Sekarang ada penelitian pohon jarak dan sedang mencari bibit pohon jarak untuk dikembangkan di
“Kita mau coba tanaman jarak untuk bisa gantikan minyak diesel, katanya seorang peneliti ITB sudah berhasil mengolah minyak jarak menjadi minyak diesel dan mobil bisa jalan, sebagai energi alternatiflah,� imbuh Thobrani.
Thobrani mengakui meskipun PT Timah menggunakan harga internasional, namun kenaikan BBM pada Oktober ini tetap berdampak, terutama pengangkutan bijih timah selama ini menggunakan perusahaan luar atau truk yang ada di Bangka.(