PT Timah Bakal Digabungkan

BANGKAPOS

JAKARTA––PT Timah Tbk dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan segera bersinergi dengan tiga BUMN (badan usaha milik negara) yang bergerak di bidang pertambangan lainnya yaitu PT Sarana Karya (Saka), PT Bukit Asam (BA) Tbk dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. Pasalnya Menteri Negara BUMN Sugiharto merencanakan menggabung keempat perusahaan tersebut dalam bentuk holding company.

Sugiharto pernah menyampaikannya di Komisi VI (perindustrian, perdagangan dan BUMN) DPR RI mengenai rencana revitalisasi BUMN yang melibatkan penggabungan perusahaan tersebut, dan DPR RI pun menyambutnya dengan baik, meskipun sejumlah persyaratan juga dilontarkan oleh DPR agar revitalisasi menemui sasaran.

Dalam masterplan yang diterima Grup Bangka Pos dari DPR RI, Selasa (22/2), keempat perusahaan tambang tersebut akan dikelola dalam katagori organisasi BUMN pertambangan dengan bentuk focused holding dengan jenis usaha yang terfokus pada beberapa jenis pertambangan yaitu batubara, nikel, timah, emas dan aspal.

Dalam masterplan tersebut juga tertulis adanya kemungkinan bahwa PT Saka akan diakuisisi oleh PT Timah Tbk sehingga nantinya perusahaan produsen aspal buton itu akan menjadi anak perusahaan PT Timah. Sejauh ini PT Saka merupakan BUMN kecil yang belum terdaftar di bursa.

Dalam beberapa kesempatan Sugiharto mengatakan, penggabungan BUMN tersebut merupakan suatu kebutuhan untuk menciptakan sinergi baru dalam rangka program revitalisasi BUMN yang diterapkan pemerintah pada masa 2005-2009.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah telah menyusun masterplan dalam rangka revitalisasi BUMN yang rencananya akan dilakukan pada masa 2004-2009. Ke-empat perusahaan pertambangan negara itu, termasuk dari 158 BUMN yang segera direvitalisasi.

Jangan Gegabah

Sementara anggota Komisi VI DPR RI Ir H Azhar Romli menyatakan untuk rencana revitalisasi BUMN itu harus disikapi dengan sangat hati-hati agar dalam pelaksanaan nantinya tidak menimbulkan pengorbanan lebih banyak lagi. “Program ini jangan dilakukan dengan gegabah, karena menyangkut BUMN yang karakteristik dan problema yang berbeda-beda,� kata Azhar di ruang kerjanya, Selasa (22/2).

Secara keseluruhan BUMN, jelas Azhar, semua perusahaan di Indonesia mempunyai berbagai problem yang harus diminimalisir, agar tidak menimbulkan permasalahan baru saat akan direvitalisasi.
Oleh karenanya DPR pun akan terus melakukan rapat pembahasan mengenai revitalisasi BUMN ini.

Dia juga mengatakan, sebagian besar BUMN yang mengalami kerugian jangan sampai menularkan kerugian pada perusahaan lainnya yang bergabung. Justru perusahaan yang rugi itu harus turut menambah laba. Oleh karenanya, mengenai revitalisasi harus dibahas secara cermat dengan memperhatikan karakteristik usaha dan karakteristik problema perusahaan.

“Memang revitalisasi ini untuk mensinergikan, tapi hendaknya harus menyelesaikan problem keuangan dan manajemennya juga,� tandasnya.

Komisi VI pun tidak main-main dengan rencana revitalisasi. Menurut Azhar, pihaknya telah membuat dua panitia kerja (panja) dalam kaitannya dengan revitalisasi. Panja pertama akan menelusuri mengenai kebijakan revitalisasi BUMN sedangkan panja kedua akan melihat kinerja BUMN yang merugi dan belum optimal.

 

 

sumber: