Produsen agar pasok 30% batu bara untuk lokal

Produsen agar pasok 30% batu bara untuk lokal

Bisnis, 13 Juli 2005

Sementara hingga saat ini, pemberlakukan harga BBM sesuai mekanisme pasar untuk industri terkait diduga belum mengganggu produktivitas.

Jeffrey Mulyono, Ketua Umum APBI, menyatakan pemerintah memang perlu melepas ketergantungan subsidi untuk pembiayaan kebutuhan energi agar sesuai dengan mekanisme pasar.

"Kami masih menunggu reaksi dari anggota atas kenaikan solar. Sebaiknya memang tidak perlu ada proteksi atau subsidi lagi. Tapi coba terapkan domestic market obligation [DMO] batu bara," ujarnya usai meneken nota kesepahaman dengan Asosiasi Batubara China (China National Coal Association/CNCA) di Jakarta kemarin.

Nota kesepahaman MoU yang ditandatangani asosiasi batu bara Indonesia dan Cina itu sendiri, kata dia, dilakukan untuk mempererat hubungan bisnis dua negara.

Dia menyebutkan dengan penerapan mekanisme itu, produsen nasional diwajibkan menyetor sejumlah persentase dari produksinya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Sehingga, lanjutnya, konsumsi BBM dapat ditekan dan harga batu bara di dalam negeri dapat dikendalikan oleh produsen, sehingga tetap lebih rendah dibandingkan harga di pasar internasional.

Menurut dia, pemerintah perlu menyiapkan formula perhitungan yang ditinjau setiap tahun, minimal 30% sesuai dengan kebutuhan batu bara domestik tahun ini.

"Sampai saat ini belum ada jawaban hambatan produksi karena kenaikan harga solar dari pelaku usaha. Biasanya kalau tidak ada tanggapan, artinya kami mendukung kenaikan ini. Kalau sudah dilepas ke pasar semua, tetapkan saja DMO."

Menurut dia, penerapan DMO juga akan membantu mencukupi kebutuhan dalam negeri menyusul permintaan batu bara nasional diperkirakan bakal melonjak lima kali lipat pada 2025 menjadi 194 juta ton dibandingkan tahun lalu yang hanya 36,2 juta ton.

Jeffrey yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Berau Coal menambahkan pihaknya juga belum mendapat laporan gangguan produksi sejak kenaikan harga solar pada 1 Juli lalu.

"Setiap tahun minimal cost kami [Berau] naik US$15 juta. Memang nanti naik lagi. Tapi toh kami masih survive. Masih ada untung kok."

Tetap tinggi

Selain itu, tambahnya, lonjakan harga minyak belum dapat dipastikan bakal kembali menaikkan harga komoditas energi lainnya kendati hingga 2008 harga perdagangan batu bara diproyeksi masih tinggi.

"Kalau harga minyak naik, belum tentu batu bara juga naik. Tetapi sampai 2008, demand batu bara akan naik. Sedangkan, suplai masih terbatas karena semua pelabuhan batu bara pengembangannya juga terbatas. Harga masih baik sampai 2008."

Jeffrey mengatakan peningkatan kebutuhan itu dipicu konsumsi China dan India.

Dia menyebutkan China membutuhkan tambahan sekitar 400 juta ton pada 2025. Sedangkan India, meminta pasokan 100 juta ton pada lima tahun mendatang.

JAKARTA (Bisnis): Asosiasi Perusahaan Batu bara Indonesia (APBI) mengusulkan penerapan kewajiban suplai ke pasar domestik untuk produksi batu bara minimal 30% sehingga kebutuhan dalam negeri tercukupi dan menekan konsumsi BBM.

sumber: