Presiden Minta Pengusaha Tak Khawatirkan Ketersediaan BBM dan Listrik

Presiden Minta Pengusaha Tak Khawatirkan Ketersediaan BBM dan Listrik
Penulis: Mirza Andreas Kamis, 13 Oktober 2005 04:03 WIB

JAKARTA--MIOL: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kalangan usaha untuk tidak mengkhawatirkan soal ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dan energi listrik dalam menjalankan usahanya di Indonesia.

"Jangan khawatir atas kesinambungan ketersediaan BBM dan energi listrik. Begitu juga dengan ketersediaan dalam bentuk energi lain. Pemerintahan saya menjamin BBM dan listrik yang sangat dibutuhkan untuk menjalankan industri. Tidak hanya terjamin, tapi juga berkesinambungan," papar Presiden di hadapan para pengusaha yang tergabung dalam President Executive Club di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Rabu (12/10).

Pertemuan antara Presiden dengan sekitar 1.000 pengusaha itu digelar untuk menjawab keresahan kalangan dunia usaha akibat bergejolaknya perekonomian nasional, khususnya kenaikan harga BBM pada awal Oktober lalu yang mendorong naiknya bahan baku dan biaya produksi.

Dihadapan para pengusaha asing dan dalam negeri yang berinvestasi di Jabotabek tersebut, presiden juga meminta agar para pengusaha dapat menggunakan momentum kenaikan harga BBM saat ini sebagai titik awal untuk memperkuat efisiensi dan daya saing. Presiden juga juga mengajak sektor swasta untuk terus mau menanamkan modalnya dalam industri energi dan tetap berupaya untuk mencari energi alternatif.

"Saya berharap anda akan terus berkembang bersama kami dengan berinvestasi pada ekonomi dan masyarakat kami. Kesuksesan anda akan lebih berarti jika disertai dengan praktik Good Corporate Governance dan tanggung jawab sosial korporasi," tegas presiden.

Sebelumnya, di tempat yang sama Presiden juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk meningkatkan rasa solidaritas dengan sesama selama bulan puasa hingga tahun baru nanti. Kenaikan harga BBM sejak awal Oktober lalu, kata presiden, harus disikapi dengan sikap saling membantu sekalipun daya beli masyarakat sedang lemah.

"Negara kita ini sedang mengalami masalah ekonomi karena naiknya harga BBM dunia. Pemerintah terpaksa mengambil kebijakan yang tidak populer dengan menaikkan harga BBM di dalam negeri. Karena itu, tepatlah jika kita saling membantu dengan sesama. Prakarsa inilah yang disebut solidaritas nasional, terlebih sepanjang Oktober hingga Desember nanti, banyak hari besar keagamaan," ujarnya saat membuka "Pasar Murah Bulan Solidaritas Nasional di Jababeka, Cikarang.

Sikap solidaritas yang dimaksud, sambung Presiden, jangan dimaknai dalam arti yang kaya memberi sesuatu kepada yang miskin. Namun, solidaritas itu juga harus ditumbuhkan di tengah masyarakat yang juga sedang mengalami kesulitan.

"Ini diantara kita, yakni orang yang sedikit mampu pun bisa memberi sesuatu untuk menolong siapa saja yang memerlukan. Ini adalah kasih sayang di antara kita semua. Ini semua jangan diartikan tidak mulia, sebagai sesuatu yang baik dan tepat kalau kita lakukan dalam bulan suci Ramadan ini," tambahnya.

Presiden juga mengingatkan kepada semua pihak agar menggunakan hati nurani dalam menyikapi masalah ekonomi saat ini. Semua pihak diminta untuk ikut berperan secara nyata dalam menyelesaikan masalah tersebut.

"Sekarang bangsa kita sedang diuji, ketika negaranya sedang menghadapi masalah ekonomi maka kita diuji untuk memilih saling salah menyalahkan dan tidak berbuat sesuatu, atau sebaliknya. Kita juga diuji, apakah ketika kita berteriak kesana-kemari namun tidak ada gerakan hatinya memberikan sesuatu, atau kita menyampaikan pemikiran yang kritis sembari memberi bantuan kepada yang lain. Itu pilihan kita yang berbalik kepada hati nurani. Saya berharap agar yang dipilih adalah pilihan yang baik dan bermanfaat bagi yang membutuhkan," ujarnya.(Msc/OL-06)

sumber: