Potensi Aset BUMN Rp10 Ribu Triliun Hilang
Rabu, 20 Desember 2006 03:45 WIB EKONOMI - Ekonomi Makro Potensi Aset BUMN Rp10 Ribu Triliun Hilang |

JAKARTA--MIOL: Pengelolaan aset-aset badan usaha milik negara (BUMN) yang tidak optimal menyebabkan potensi tambahan nilai pasar lebih dari Rp10 ribu triliun hilang. Menteri BUMN Sugiharto mengatakan seluruh aset-aset BUMN yang mencakup lahan dan properti itu memiliki nilai buku Rp1.300 triliun. Jika dimanfaatkan secara optimal, nilai pasar aset-aset itu bisa mencapai tiga hingga lima kali lipat dari nilai buku tersebut. Aset-aset itu juga berpotensi memberikan kontribusi besar bagi perbaikan kinerja BUMN. "Aset-aset yang tidak dimanfaatkan itu menjadi disinsentif bagi BUMN karena harus ada pengeluaran untuk membayar pajak dan biaya pemeliharaannya," ujarnya dalam seminar Optimalisasi Aset BUMN di Jakarta, Selasa (19/12). Menurut Sugiharto, salah satu cara pemanfaatan aset-aset itu ialah dengan kapitalisasi guna meraih keuntungan. "BUMN boleh bekerja sama dengan pihak ketiga (investor atau pengembang) untuk menjadikannya (aset-aset tidak produktif itu) profitable." Dia mengatakan lahan kosong milik sejumlah BUMN yang mencapai ratusan hektare bisa dimanfaatkan untuk pengembangan rumah sederhana dan pembangunan rumah susun. Untuk pengembangan perumahan ini, Sugiharto mengaku telah menjajaki sistem sertifikasi tanahnya dengan Badan Pertanahan Nasional. Beberapa BUMN yang lahannya tidak dimanfaatkan dan sejauh ini memiliki nilai ekonomis rendah, antara lain lahan milik Bulog seluas 53 hektare (ha) di Kelapa Gading, dan lahan PT Kereta Api (KA) seluas 70 ha di Jatinegara, 30 ha di Bukit Duri, serta 80 ha di Manggarai. Sebagian besar lahan tersebut akan dijadikan kawasan komersial dan hunian, terutama bagi perumahan karyawan. BUMN lain yang memiliki aset nonproduktif yang berada di kawasan komersial adalah aset PT Pos Indonesia dan PT Pertamina. Pengamat properti Doli D Siregar memperkirakan nilai buku lahan PT KA di Manggarai mencapai Rp1 triliun. Bila dibangun infrastruktur senilai Rp400 miliar, potensi nilai pasarnya bisa bertambah menjadi Rp3,6 triliun. Jika dilakukan kerja sama dengan investor dengan komposisi 2:1, potensi nilai tambah yang didapat PT KA bisa mencapai Rp1,45 triliun. 10 kali lipat Doli menjelaskan jika dimanfaatkan secara optimal, nilai buku seluruh aset BUMN yang ada memiliki potensi nilai pasar hampir sepuluh kali lipat atau menjadi sekitar Rp12 ribu triliun. "Dengan asumsi nilai ROA (return on assets) 7,5%, 60% dari pemanfaatan aset ini bisa berkontribusi pada APBN hingga Rp540 triliun," jelasnya. Tingginya potensi aset BUMN itu, ia menjelaskan, antara lain disebabkan terjadinya perubahan peruntukan dan tata kota, terutama bagi aset BUMN yang berada di kota. "Banyak juga aset berlebih yang mempunyai potensi tinggi akibat merger. Contohnya aset Bank Mandiri dan Bank Niaga, yang dalam satu kota terdapat paling tidak empat bekas kantor cabang," ujarnya. Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Menteri BUMN Said Didu mengungkapkan pemerintah akan mengefektifkan pemanfaatan aset-aset BUMN mulai 2007. "Kita akan segera minta ketegasan para direksi BUMN untuk pemanfaatan aset idle (menganggur)-nya," ujarnya. Ia menegaskan nantinya penawaran aset kepada investor tidak menggunakan pihak ketiga. Sementara itu, Ketua Realestat Indonesia (REI) Lukman Purnomosidi memperkirakan kondisi pasar tahun depan akan sangat baik bagi pemanfaatan lahan untuk properti. "Kalau lahan dimanfaatkan untuk perumahan, misalnya, akan banyak multiplier effect terhadap perekonomian. Seperti terciptanya lapangan pekerjaan untuk pengembangan kawasan itu." Menurutnya, seiring dengan menurunnya suku bunga, peluang bisnis properti dipastikan naik cukup signifikan tahun depan. "Jika BUMN dapat mengoptimalkan aset-aset propertinya, akan menjadi peluang bagi pelaku usaha khususnya di bidang properti untuk juga mengembangkan bisnis mereka." (CP/OL-01) |