Potensi Air Bawah Tanah Disurvei
Potensi Air Bawah Tanah Disurvei
Kaltimpos, 13 Desember 2005
ÂÂ
NUNUKAN-Untuk mengatasi kekurangan sumber air bersih di daerah Nunukan, pemerintah kabupaten melalui Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) bekerjasama dengan CV Mega Skala Technical Development Consultant melakukan survei inventarisasi potensi air bawah tanah. CV Mega Skala merupakan pihak yang dipercayakan melakukan survei potensi air bawah tanah di Nunukan.
Terdapat delapan Stasiun (STA) dengan 14 titik yang disurvei dan diinventarisasi airnya diantaranya, Binusan dan Sungai Fatimah, Sungai Bilal, Jalan Tanjung, Di Lamijung, Pasir Putih dan Jalan Rimba, pangkalan, simpang Sedadap, Sungai Sembilan dan Gang Limau serta Mansapa dan Mamolo.
Menurut Nanang, Penanggung Jawab Pelaksana Survei pada acara presentase di ruang Asisten II Lantai IV Kantor Bupati Nunukan yang dihadiri instansi teknis beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa maksud dilaksanakan kegiatan tersebut, untuk penyelidikan umum karena survei yang dilakukan berupa survei geolistrik dan uji bor sampel sedangkan tujuannya, menentukan dan pemetaan potensi geologi bawah permukaan khususnya air bawah tanah yang ada di Nunukan.
"Hasil inventarisasi potensi air bawah tanah yang dilaksanakan sejak 17 september dan berakhir 17 November lalu telah diperoleh data terduga geolistrik dan pembuktiaan pemboran sampel secara manual yang dapat disimpulkan, bahwa keadaan atau potensi dan kualitas air bawah tanah dipengaruhi oleh kedalaman, jenis batuan dan air tanah dan aiar ditemukan pada kedalaman rata-rata di bawah kedalaman 20 meter bisa lebih, bisa kurang itu tergantung dari kondisi daerah," katanya.
Kendati pada kedalaman 20 meter telah ditemukan air namun jika menginginkan air yang layak untuk dikonsumsi masyarakat, pada kedalaman antara 36 meter hingga 58 meter dimana pada kedalaman itu terdapat lapisan pasir kasar dan sangat kasar, dalam kondisi tersebut air cukup bagus.
Disebutkannya, hasil inventarisasi maka ada beberapa daerah yang disarankannya kepada pemerintah daerah untuk dilakukan pengeboran air bawah tanah dan di daerah itu kebutuhan air juga sangat dibutuhkan diantaranya Mamolo, tepatnya di sekitar Pasar Mamolo, Sedadap tepatnya Gang limau, simpang tiga Sedadap dan Pangkalan.
Sedangkan untuk daerah Lamijung disarankan sebaiknya dibuatkan sumur bor (eksploitasi) dan bak penampungan air bawah tanah di sekitar Jalan Tanjung, untuk di daerah Sungai Fatimah jika eksploitasi dilakukan itu di daerah sekitar rumah sakit umum. Dalam kesempatan itu Nanang juga menjelaskan berkurang Debet air di beberapa sumber air milik PDAM saat ini, disebabkan daerah tangkapan air semakin berkurang akibat rusaknya hutan lindung yang ada di daerah ini
sumber: