PLTU Suralaya Akan Dipasok Batu Bara dari Kalsel
JAKARTA - Suara Pembaharuan- Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Jawa Barat (Jabar), akan memperoleh pasokan batu bara dari Kalimantan Selatan (Kalsel). Hal itu dikarenakan pasokan batu bara dari PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (BA), Sumatera Selatan, masih belum pulih menyusul adanya gangguan transportasi.
Demikian diungkapkan Presiden Direktur PT BA, Ismeth Harmaini di Jakarta, belum lama ini. Dia mengakui, akibat adanya masalah dengan transportasi, pasokan batu bara dari BA ke PLTU Suralaya menurun. Namun BA berjanji dalam waktu dekat kekurangan pasokan tersebut akan segera diatasi, antara lain dengan mencari pasokan dari Kalsel.
Ismeth menjelaskan, pasokan batu bara ke Suryalaya mengalami gangguan sejak pertengahan Desember 2003. Masalahnya arus jalur kereta api dari pabrik menuju dermaga Kertapati belum normal.
Berkurangnya pasokan batu bara itu sempat menyebabkan terhentinya operasional di PLTU Suralaya. Secepatnya kita harus me-masok kekurangan batu bara sebanyak 270 ribu ton untuk kebutuhan PLTU Suryalaya pada Januari, katanya.
Dikatakan, kekurangan itu akan segera dipasok dengan membeli batu bara dari Kalsel, yang kini sudah bisa dipastikan ketersediaannya. Dia menandaskan, batu bara dari Kalsel itu kualitasnya sama dengan batu bara dari PT BA dan harganya pun dijamin lebih rendah.
Namun, saat ditanya nama perusahaan yang sudah bersedia menjual batu bara pada PT BA itu, Ismeth mengaku tidak mengingatnya.
Dia hanya mengatakan, sejak beberapa waktu lalu telah ada dua kapal dari Kalsel yang memasok 90 ribu ton batu bara ke PLTU Suralaya. Nantinya jumlah batu bara yang akan dipasok sebanyak 200.000 ton sesuai kontrak antara PT BA dengan perusahaan batu bara di Kalsel itu.
"Masih diperlukan dua sampai tiga kapal lagi untuk menutup kekurangan pasokan itu. Kita harapkan pasokan dari Kalimantan itu tidak mengalami kendala transportasi, terutama karena saat ini curah hujan di sana cukup tinggi dan itu bisa jadi sedikit menghambat pengangkutan, katanya.
Februari Normal
Ismeth sangat berharap pasokan batu bara ke Suralaya sudah kembali normal pada Februari. Sebelumnya dia optimistis gangguan pasokan ke Suralaya tidak akan berlangsung lama, setidaknya hanya akan berlangsung sekitar sepuluh hari.
Tetapi, ternyata kerusakan yang terjadi di jembatan jalur kereta api itu terlalu besar. Akibatnya, penghentian pasokan berlanjut hingga waktu yang cukup lama. Suplai dihentikan total selama 11 hari. Pada hari berikutnya PT BA sudah kembali menyuplai batu bara, namun tidak maksimal, katanya.
Dalam kondisi normal, pasokan batu bara dari PT BA ke Suralaya sebesar 600 ribu ton per bulan, atau sekitar 50 ribu ton per minggu. Gangguan transportasi ke dermaga Kertapati itu telah menyebabkan PT BA menurunkan volume pengiriman menjadi 30 ribu ton per minggu.
sumber: