PLTU Mulut Tambang Lubuk Linggau Mulai Dibangun
Sumatera Selatan memiliki kekayaan alam yangbesar, termasuk potensi untuk tambang batubara.Batubara ini tersebar dari mulai Tanjung Enim sampai ke Utara Sungai Musi. Sayangnya sebagian besar batubara di wilayah ini, khususnya di Utara Sungai Musi, memiliki karakteristik batubara muda yang rendah kalori dan cukup tinggi kandungan airnya. Padahal di wilayah ini terdapat banyak tambang batubara PKP2B dari Generasi II dan III yang saat ini sebagain besar masih eksplorasi. Upaya pengembangan batubara muda ini memang cukup banyak, mulai dari UBC (upgradingbrown coal) process, blending atau pencampuran. Termasuk ke pencairan dan gasifikasi yang saatini dinilai masih belum layak secara ekonomis. Selain itu pengembangan PLTU mulut tambang merupakan hal yang sangat memungkinkan untuk dapat mengembangkan batubara jenis ini. Apalagi di wilayah ini sudah mulai sering terdengar adanya kekurangan listrik.
Baru-baru ini, yaitu pada tanggal 3 April 2004 di Bangkok, telah ditandatangani Joint Development Agreement (JDA) Pembangunan PLTU Mulut Tambang Lubuk Linggau dan Tambang Batubara Barasentosa (2X65 MW), antara PT Indonesia Power dengan Banpu Public Company, Ltd. Penandatanganan tersebut juga disaksikan dan dihadiri Oleh Dr. Purnomo Yusgiantoro, selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Dalam sambutannya Dr Purnomo antara lain menyampaikan bahwa pengembangan ini selain akan mendukung pengembangan sektor kelistrikan juga sebagai pendorong dunia usaha di Sumatera Selatan dan Indonesia khususnya.
Angin Segar
Adanya kegiatan seperti itu dapat dipandang sebagai angin segar bagi Sumatera Selatan juga khususnya bagi pelaku pertambangan di wilayah itu, khususnya lagi PT Barasentosa Lestari. PT Barasentosa Lestari merupakan PKP2B generasi II yang sudah memulai kegiatan tahun 1997 dan saat ini akan memasuki tahapan studi kelayakan. Beberapa tahun yang lalu Barasentosa Lestari melakukan penundaan kegiatan (suspensi) akibat kesulitan finansial dan prospek pemasaran batubaranya, sebelum akhirnnya di ambil alih oleh investor baru, yaitu Banpu Public Company Ltd dari Thailand. Setelah diambil alih lalu dibuat strategi baru dengan pengembangan mulut tambang (ep).
sumber: