Petrosea Operasikan Tambang Tom Gully

Petrosea Operasikan Tambang Tom Gully

 Kaltimpost, 5 Oktober 2005

 

JAKARTA (Media): Perusahaan konstruksi dan pertambangan, PT Petrosea Tbk, menargetkan tambang emas Tom Gully di Australia akan berproduksi pada Maret 2006.

Penambangan pertama perseroan di luar Indonesia itu diproyeksikan menghasilkan 45 ribu ons emas setiap tahun. Demikian dikemukakan Presiden Direktur Petrosea, John Sheridan, dalam keterangan tertulisnya kepada Bursa Efek Jakarta (BEJ) di Jakarta, kemarin.

Sheridan menjelaskan bersama dengan mitra perseroan, Renison Consolidated Mines NL, Petrosea membuka kembali pekerjaan tambang di tambang emas Tom Gully. Produksi tambang emas yang berlokasi 90 kilometer sebelah tenggara Darwin, Northern Territory, selama ini mengalami penurunan produksi akibat kekurangan modal.

Petrosea memulai kerja sama pengembangan tambang emas Tom Gully dengan Renison pada 3 Mei 2005. Dalam kontrak perjanjian, Petrosea dan Renison sepakat beroperasi secara bersama-sama di lokasi tambang, melalui kepemilikan perusahaan Tom\'s Gully Mining Pty Ltd dengan komposisi 50%-50%.

Atas dasar perjanjian tersebut Petrosea bertanggung jawab menyediakan tenaga ahli pertambangan bawah tanah dan barang modal. Mitra perseroan, Renison, menyediakan konsesi (lokasi dan studi kelayakan) tambang. Sedangkan Tom\'s Gully Mining Pty Ltd menyediakan sumber daya manusia dan pabrik pengolahan sekaligus menangani kegiatan operasi penambangan sehari-hari.

Sebagai bagian dari kerja sama, Petrosea telah mengambil suatu strategi penyertaan ekuitas di Renison melalui anak perusahaan. Pada September 2004 Renison mengumumkan suatu pinjaman $A1 juta dari Petrosea untuk melakukan studi kelayakan.

Pinjaman itu telah dikonversikan menjadi ekuitas sebanyak delapan juta saham di Renison. Selanjutnya, tambahan pinjaman sebesar $A1 juta telah diinvestasikan ke dalam convertible notes (obligasi konversi) Maret 2007 berjumlah 400 ribu lembar. Setiap lembar konversi bernilai 20 saham biasa. Untuk pengembangan tambang Tom Gully, Renison telah menanamkan investasi senilai $A7 juta.

Sheridan mengatakan kemitraan operasi tambang emas Tom Gully dengan Renison merupakan kerja sama penambangan pertama yang dilakukan Petrosea di luar Indonesia.

Langkah kerja sama itu merupakan bagian dari strategi perluasan di bidang pertambangan bagi Petrosea yang bertanggung jawab untuk kegiatan pertambangan dari Clough Group.

"Dalam upaya meningkatkan kegiatan penambangan, selain di penambangan yang mengandalkan batu bara di Indonesia, Petrosea juga mencari peluang penambangan di Asia Tenggara dan Australia," paparnya.

Dijelaskannya, meski operasional tambang sudah dimulai, produksi emas hasil kerja sama baru bisa didapatkan pada Maret tahun depan. Saat ini sedang dilakukan pembaruan instalasi pengolahan emas yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi.

Dari kerja sama tambang Tom Gully, Petrosea memperoleh keuntungan langsung dari operasi, termasuk harga emas, dan hasil komersial yang seimbang bagi pendapatan kedua belah pihak. Kerja sama dijadwalkan berjalan untuk minimum periode lima tahun.

Sementara itu, analis First State Invesments Rezza Zulkasi mengatakan telah dimulainya penambangan Petrosea di tambang emas Tom Gully merupakan berita baik bagi para investor. Hasil kegiatan usaha tersebut diperkirakan akan memberikan tambahan keuntungan bagi Petrosea, terutama karena harga emas dunia relatif tinggi.

Petrosea berdiri di Indonesia sejak 1972 dan kini aktif di bidang penambangan, minyak, dan gas serta rekayasa konstruksi dan sektor jasa. Mayoritas saham Petrosea dimiliki Clough International Singapore Ltd dengan porsi 82,29%, Haji Udaya Sastrodimedjo 0,15%, Hendrick U Ibrahim 0,04%, dan publik 17,52%.

sumber: