Perusahaan Diminta Perhatikan Amdal: FKPPI Sarankan Comdev Juga Dipakai untuk Olahraga di Kutim

 

SANGATTA - Rabu, 10 Maret 2004 - Keberadaan perusahaan tambang di Kutim memang sangat diperlukan untuk mengelola sumber daya alam (SDbekas tambang yang ada menjadi gundul dan tidak dilakukan reboisasi, sehingga akan berdampak negatif kepada masyarakat di sekitarnya. Apabila ada perusahaan yang tidak mematuhi, hendaknya dinas atau instansi yang menanganinya segera menurunkan tim independen, guna melakukan pengecekan di lapangan.

Jangan sampai masalah lingkungan tak diperhatikan, sehingga akan membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat sekitar perusahaan. Kita ingin kondisi di Kutim tetap aman dan kondusif, sehingga perusahaan juga diminta memperhatikan lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

GM FKPPI Kutim juga meminta kepada seluruh perusahaan, baik yang bergerak di sektor pertambangan, perkayuan dan perkebunan, hendaknya memperhatikan masyarakat sekitarnya. Setidaknya penduduk setempat direkrut tenaganya untuk menjadi karyawan di perusahaan, sehingga warga akan ikut menjaga keberadaan perusahaan tersebut.

“Masyarakat di sekitar perusahaan jangan dijadikan obyek, namun harus diikutsertakan dalam membangun dan menjaga perusahaan. Sehingga mereka akan merasa memiliki dan nantinya ikut menjaga dengan baik. Sehingga masyarakat merasa dilibatkan dan jangan sampai menjadi penonton seperti yang selama ini terjadi,� kata Alung memberikan alasan.

Dia juga mengimbau kepada seluruh perusahaan yang ada di Kutim, baik perusahaan tambang maupun lainnya, agar lebih memperhatikan masalah olahraga. Bila perlu menurutnya menjadi bapak angkat dari salah satu cabang olahraga yang ada, terutama yang telah membuat nama baik Kutim di dunia olahraga, baik regional, lokal maupun nasional.

Menurutnya, setiap perusahaan tentunya memiliki dana community development (Comdev), sehingga bisa disisihkan untuk kepentingan olahraga di Kutim. Hal ini sangat penting, sebab olahraga juga akan membawa nama baik Kutim ke dunia yang lain, baik di taraf lokal, regional maupun nasional bahkan internasional.

Dengan dibantu pihak perusahaan, setiap cabang olahraga di Kutim hendaknya bisa mencetak prestasi yang lebih baik. Selain membawa A) yang ada di dalam perut bumi Kutim ini. Namun di sisi lain, hendaknya masalah dampak negatif yang ditimbulkannya perlu dicermati bersama, agar tidak memperburuk lingkungan sekitarnya.

Setidaknya masalah Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) perusahaan tambang perlu diperhatikan. Sehingga berbagai ketentuan yang diwajibkan bagi perusahaan dipenuhi terlebih dulu, sebelum perizinan dikeluarkan oleh instansi teknis yang menanganinya.

Sorotan itu disampaikan PC 1811 Generasi Muda (GM) FKPPI Kutim melalui ketuanya Ir H Khairul Tamami belum lama ini. Khairul yang akrab dipanggil H Alung ini mengatakan, pihaknya selaku organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) yang independen mengimbau kepada seluruh perusahaan yang ada di Kutim untuk mematuhi ketentuan yang berlaku.

Dia juga mengingatkan agar perusahaan tambang dan kayu yang ada, tidak merusak Taman Nasional Kutai (TNK) yang hutannya dinilai sudah cukup rusak itu. “Kelestarian kawasan TNK hendaknya menjadi tanggung jawab kita semua dan bukan merusaknya. Sebab kawasan itu merupakan paru-paru dunia yang perlu dijaga kelestariannya,� kata Alung.

Masalah reboisasi yang dilakukan perusahaan pertambangan di Kutim, hendaknya juga diperhatikan. Jangan sampai nama daerah, juga nama perusahaan yang telah menjadi bapak angkat akan ikut terbawa nama baiknya. (hms3)

sumber: