Pertumbuhan ekonomi bisa lewati target Menkeu: Investasi akan masuk pada kuartal IV

JAKARTA (Bisnis, 25 Maret 2004): Menteri Keuangan Boediono percaya arus investasi asing ke Indonesia akan pulih kuartal terakhir tahun ini jika pemerintahan hasil pemilu mampu menelurkan kebijakan rasional.

Menkeu bahkan optimistis target pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa melampaui target APBN 4,8%-kemungkinan bisa 5%-jika segalanya berjalan sesuai rencana.

Pandangan Menkeu tersebut juga dilatarbelakangi rencana Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi ke atas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia dari semula 4% menjadi sekitar 4,6%, terutama dipicu laju perekonomian yang relatif cepat di Amerika Serikat dan Jepang.

"[Rencana IMF merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi dunia] artinya lebih optimistis. Tapi [pemerintah] belum berencana melakukan revisi [target pertumbuhan PDB]," ujarnya di Jakarta kemarin.

Direktur IMF untuk Asia-Pasifik David Burton sebelumnya mengatakan pihaknya akan menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada 2004, menyusul pertumbuhan yang berjalan cepat di AS, Jepang dan munculnya beberapa tanda kebangkitan di kawasan euro.

Satu harian Jerman melaporkan bahwa IMF akan menaikkan perkiraan pertumbuhan global menjadi 4,6% dari sekitar 4%. (Bisnis, 24 Maret)

Boediono menjelaskan tren pemulihan ekonomi global akan menaikkan permintaan dunia, terutama negara tujuan ekspor utama Indonesia seperti AS dan Jepang.

Selain itu, investor diharapkan masuk akhir tahun ini. "Jika kita melewati [pemilu] dengan baik dan lancar serta pemerintah baru menunjukkan kebijakannya yang rasional bagi pelaku pasar maka tren kuartal keempat banyak investor yang menunggu masuk," tandasnya.

Ekonom Faisal Basri di Yogyakarta juga mengatakan kondisi ekonomi makro Indonesia menjelang Pemilu 2004 memang terlihat membaik.

Menurut dia, perbaikan tersebut terjadi karena penentuan target-target kebijakan moneter relatif masih bebas dari intervensi kelompok kepentingan, selain bisa dimonitor dengan ketat.

Selain itu, lanjutnya, konsolidasi fiskal bisa dijaga dengan baik karena dinahkodai figur yang netral, nonpartisan dan konvervatif, yang telah memberi andil tidak kecil bagi membaiknya ekonomi makro.

Namun, Faisal menyayangkan sektor riil masih berjalan tertatih-tatih karena adanya time lag dari kebijakan yang dihasilkan sekarang, adanya intervensi dari berbagai kelompok kepentingan serta tekanan masalah nasionalisme dan populisme.

Indikator kualitatif

Menkeu lebih lanjut mengakui sampai saat ini komitmen investor belum secara riil, namun indikator secara kualitatif menunjukkan sejumlah penanam modal tertarik berinvestasi pada beberapa sektor seperti sumberdaya alam dan energi.

Dalam kaitan itu, dia menampik pendapat sebagian ekonom dan pelaku pasar yang pesimistis terhadap prospek ekonomi nasional.

Struktur perekonomian modern, katanya, akan lebih banyak diwarnai pergerakan cepat di sektor modal dan investasi. Kedua sektor ekonomi itu, tuturnya, diyakini bisa dikontrol jika terdapat sikap optimistis.

"Kepercayaan terhadap negara kita sedang kembali. Dahulu krisis ekonomi disebabkan kepercayaan yang rendah, sehingga orang berbondong melarikan dana ke luar negeri, sekarang [arus modal] sudah mulai kembali," imbuhnya

sumber: