Pertamina kembangkan tiga proyek panas bumi US$200 juta
![]() |
![]() |
![]() | ||
![]() |
JAKARTA, Bisnis Indonesia 28 Januari 2004: PT Pertamina mengembangkan tiga proyek lanjutan panas bumi sebesar 210 MW dengan perkiraan investasi mencapai US$200 juta.
General Manager PT Pertamina Geothermal Sukusen Soemarinda mengatakan dari ketiga proyek itu, satu diantaranya pengembangan kapasitas produksi sumur uap dan dua pembangunan power plant. "Ketiga proyek itu adalah proyek yang telah eksis yang kemudian dikembangkan untuk meningkatkan kapasitasnya,"katanya kepada Bisnis di Jakarta kemarin. Dia menambahkan ketiga proyek tersebut adalah diluar tiga proyek PLTP yang digarap bersama Philippine National Oil Company (PNOC) dan Marubeni Corp. Lebih lanjut, Sukusen mengatakan proyek yang digarap itu a.l. peningkatkan produksi gas uap panas bumi di Lahendong, Sulawesi sebesar 40MW, penambahan kapasitas pembangkit PLTP di Kamojang sebesar 60MW, dan pembangunan PLTP Wayang Windu 110 MW. Proyek tersebut, katanya, sudah mulai dikerjakan pada bulan ini dengan perkiraan sudah akan selesai pada 2006. Dengan begitu, tuturnya, produksi listrik dari panas bumi yang dikembangkan tersebut sudah bisa dipakai mulai 2006. Menurut dia, kontrak jual-beli listrik dan uap panas bumi dari proyek yang dikembangkan itu sudah disapakati dengan PLN sebagai pengelola pasar listrik nasional. Menurut dia, ketiga proyek itu dilakukan oleh perusahaan secara mandiri tanpa melibatkan pihak lain."Proyek ini sepenuhnya menjadi kegiatan bisnis kami sehingga project financing-nya dari kami juga." Ditanya soal besarnya investasi untuk ketiga proyek itu, Sukusen mengatakan belum dapat menyebutkannya. Perkiraan investasi Namun, katanya, sebagai standar biaya untuk proyek berbentuk pengembangan power plant mencapai US$1 juta per MW. Dengan begitu diperkirakan investasi yang yang akan ditanamkan Pertamina untuk ketiga proyek itu mencapai US$200 juta. Investasi tersebut meliputi pengembangan PLTP Kamojang dari dari 140 MW menjadi 200 MW, PLTP Wayang Windu dari 110 MW menjadi 2x110 MW, dan pengembangan lapangan panas bumi Lehendong dari 20 MW menjadi 60 MW. Dia mengatakan proyek yang akan memerlukan pendanaan cukup besar adalah PLTP Wayang Windu yang merupakan proyek akuisisi dari investor lama. Sebelumnya, PT Pertamina menyepakati proyek bersama dengan Philippine National Oil Company (PNOC) dan Marubeni Corp. dengan nilai proyek mencapai US$750 juta. Sukusen mengatakan kerjasama investasi di Indonesia itu sudah ditandatangani letter of agreement-nya di Tokyo pada 17 Desember 2003. "Kita sekarang sudah dalam tahap menyelesaikan study kelayakan dan pembahasan bentuk joint venture-nya," katanya. Dia menuturkan proyek yang akan dibangun a.l. PLTP Ulu Belu berkapasitas 2x55 MW di Lampung, PLTP Lumut Balai berkapasitas 330 MW di Sumatra Selatan, dan PLTP Tompase Lahendong berkapasitas 60 MW di Sulawesi Utara. Sesuai jadwal, katanya, ketiga pembangkit listrik itu akan beroperasi mulai 2007 |
|