Pertamina akan Tawarkan Gas Cepu US$5 per Juta BTU

Senin, 01 Januari 2007 17:29 WIB
EKONOMI - Bisnis
Pertamina akan Tawarkan Gas Cepu US$5 per Juta BTU
Penulis: Windy Diah Indriatari

JAKARTA--MIOL: PT Pertamina (Persero) akan menawarkan gas yang dihasilkan dari Blok Cepu mulai dari US$5 per juta btu (british thermal unit) meski dengan harga US$3,5 per juta btu Pertamina diperkirakan sudah bisa memperoleh keuntungan.

Direktur Utama Pertamina, Ari Hernanto Soemarno mengemukakan hal itu kepada wartawan di sela-sela inspeksi akhir tahun Menteri Energi dan Sumber Daya mIneral dan Menteri BUMN ke beberapa depot Pertamina dan pembangkit PLN, di Jakata, Minggu (31/12) malam.

Menurut Ari, penawaran harga gas Cepu akan sangat tergantung pada ketersediaan pasokan dan jumlah permintaan. Sebagai perseroan, Pertamina berupaya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

"Kami perkirakan biaya produksinya rendah, dengan harga US$3-US$3,5 per juta btu kami mungkin sudah untung. Tapi saya juga akan menawarkan US$5 per juta btu," ujarnya.

Menanggapi kebutuhan gas PLN untuk pembangkit-pembangkit listrik tenaga gas Sistem Jawa-Bali, Ari memaklumi PLN akan menginginkan harga yang murah. Untuk itu, Pertamina siap berdiskusi dengan PLN untuk menegosiasikan masalah harga sehingga kedua belah pihak dapat sama-sama diuntungkan.

Lebih lanjut Ari mengingatkan, harga gas saat ini masih jauh lebih murah dibandingkan dengan harga solar yang juga biasa dipakai untuk bahan bakar mesin-mesin pembangkit listrik. Bila dikonversikan, harga solar sama dengan US$15-16 per juta btu.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Eddie Widiono mengatakan, PLN sangat membutuhkan kepastian pasokan gas untuk pembangkit listrik. Ketiadaan gas akan membuat investasi yang telah dikeluarkan PLN untuk proyek-proyek pembangkit listrik tenaga gas tertunda hasilnya.

"Jadi selain harga (murah), kami juga ingin kepastian volume gas. Kalau itu pasti, kami beli," tuturnya.

Eddie menegaskan, PLN juga siap membeli gas sesuai harga pasar asalkan pasokannya dapat dipastikan. Oleh sebab itu, PLN juga sedang menjajaki proyek pembangunan terminal LNG di Cilegon, Jawa Barat.

Setidaknya ada empat pembangkit listrik besar di Jawa yang membutuhkan pasokan gas secara rutin dengan pasokan yang pasti. Keempat pembangkit itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan uap (PLTGU) Cilegon, PLTGU Muara Karang, PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Tanjung Priok.

Pada kesempatan yang sama, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menegaskan, tukar menukar gas dengan solar antara PLN dengan Petrokimia Gresik, harus berjalan. Untuk itu, pihaknya telah meminta persetujuan Menteri Keuangan agar selisih harga solar dengan gas yang dipertukarkan akan ditanggung pemerintah dengan memakai dana subsidi BBM yang berhasil dihemat sepanjang 2006.

"Subsidi BBM bisa hemat Rp3 triliun, jadi kalau itu diambilkan sudah selesai urusan itu. Tapi usulan saya apapun harus mendapat amin (persetujuan) dari Menteri Keuangan," paparnya.

Seperti diketahui, rencananya sebanyak 27 juta kaki kubik gas per hari dari Kodeco dan pia distribusi PGN untuk PLTGU Gresik akan dialihkan ke Petrogres. Sebagai gantinya PLTGU Gresik akan mendapatkan solar dengan kemampuan keluaran kalor setara dengan 27 kaki kubik gas, atau sama dengan sekitar 750 kiloliter per hari.

Berdasarkan perhitungan, terdapat selisih harga sekitar Rp4 miliar per hari antara harga solar dengan harga gas tersebut. Diharapkan, pertukaran gas dengan solar antara PLN dengan Petrogres dapat berjalan untuk jangka waktu setidaknya saru bulan, atau sampai dengan Petrogres kembali memperoleh pasokan gas dari pipa Pertamina. (Ndy/OL-06)

sumber: