Pertambangan Baru Ditentang Keras LSM
TANJUNG ,- Trauma terhadap berbagai kerusakan yang terjadi di atas muka bumi Saraba Kawa ini yang ditengarai akibat adanya pertambangan batubara, membuat sekumpulan masyarakat yang berada dalam suatu wadah LSM di Tabalong berteriak lantang menentang keras segala proses dimulainya pembukaan pertambangan baru.
Meskipun masih dalam tahap penelitian umum dan belum melangkah pada eksplorasi maupun eksploitasi, ketidak setujuan terus dilontarkan para generasi penerus itu.
Kemarin siang saja, LSM yang terdiri dari CRGES (Center for Regional Government and Economic Studies), Koorwil Lekawasda (Koordinator Wilayah Lembaga Kajian dan Pengawasan Daerah) Kalsel, FPHB (Forum Pemuda Haruai Bersatu), FBMTAK (Forum Bersama Masyarakat Tabalong Anti Korupsi), Pempel (Pendamping Masyarakat Peduli Lingkungan), Lepempeda (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerhati Daerah), Rajawali Tabalong, Forum Akar Ilalang, melangsungkan pertemuan dengan legislatif dan eksekutif di Graha Sakata Mabuun Murung Pudak.
Isi pertemuan itu adalah membahas tentang rencana empat perusahaan yaitu PT PL Bulungan Mandiri Lestari, PT Kharisma Barito, PT Anugerah Mulia dan PT Putra Mitra Usaha yang disinyalir akan melakukan pertambangan di Kecamatan Haruai dan Muara Uya, tapi terlebih dahulu melakukan penelitian umum.
Dalam pertemuan tersebut dari kalangan eksekutif dihadiri Kabag Ekonomi Drs Kiswanul Arifin SH, Kadishut Ir H Saefudin, dan Kepala Bapedalda Drs H Adrian Husni. Pertemuan dipimpin oleh Ario Ariadi, wakil ketua sementara DPRD Tabalong, tampak berlangsung dalam suasana panas dan menegangkan.
Para LSM bersikeras tidak akan mengijinkan akan ada lagi pertambangan batubara di daerah Tabalong, karena lebih banyak berdampak negatif yang dirasakan masyarakat.
Seperti dikemukakan Firman Yusi SP dari CRGES yang begitu sangat khawatir kerusakan akan terjadi bila sampai eksploitasi tambang batubara. “Banyak negatif diantaranya kekeringan air karena tidak ada lagi persediaan debit air. Padahal kalau ingin memberdayakan SDA tidak perlu harus ada penggalian batubara tapi cukup memanfaatkan yang berada diatas permukaan tanah. Selain itu tentunya sesuai dengan visi menjadikan Tabalong sebagai pusat agrobisnis,� kata Firman.
Muryadie SHut dari CRGES maupun Erwansyah SP sebagai Koorwil Lekawasda Kalsel serta para aktivis lainnya sepakat pula bahwa pertambangan batubara tidak perlu ada lagi kalau hanya menimbulkan kerusakan ekosistem alam. “ Mengapa tidak dipikirkan mengelola yang lain saja selain tambang. Sebab masih banyak potensi alam yang lain,�cetus Erwansyah.
Pertemuan yang dihadiri sebagian anggota dewan Tabalong itu kemudian berakhir menjelang pukul 13.00. Sementara para wakil rakyat menanggapi pernyataan sekelompok LSM itu, secara eksplisit mendukung tidak adanya eksploitasi tambang batubara lagi. Sedangkan eksekutif hanya berkesimpulan akan menyampaikan hal pertemuan pada pimpinan dulu.(day)
sumber: