Pergeseran Kebijakan Energi Akan Menguntungkan Sumatera Selatan

Pergeseran Kebijakan Energi Akan Menguntungkan Sumatera Selatan

 

Kompas, 27 Juni 2005

 

Palembang, Kompas - Terlalu besarnya ketergantungan Indonesia terhadap minyak bumi sebagai bahan energi memaksa pemerintah mengembangkan gas dan batu bara sebagai energi alternatif. Pengembangan kedua sumber energi itu akan menguntungkan Sumatera Selatan yang memiliki cadangan gas dan batu bara dalam jumlah besar.

Menurut Sekretaris Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luluk Sumiarso, Jumat (24/6) di Palembang, ketergantungan akan minyak menyebabkan Indonesia mudah terombang-ambing oleh harga minyak dunia. Selain itu, kelangkaan minyak akan langsung menyebabkan krisis dalam berbagai bidang.

Berdasarkan data ESDM, minyak bumi mendominasi 54 persen penggunaan energi di Indonesia. Sedangkan penggunaan gas bumi sebesar 26,5 persen dan batu bara hanya 14 persen dari total penggunaan energi.

Masalahnya, kata Luluk, cadangan minyak bumi Indonesia hanya cukup untuk 18 tahun ke depan. Sementara cadangan gas bumi masih mencukupi untuk 61 tahun ke depan dan cadangan batu bara baru habis dalam 147 tahun lagi.

Dengan kondisi itu, pemerintah akan lebih memprioritaskan penggunaan gas dan batu bara untuk pembangkitan tenaga listrik, transportasi, dan industri. Pada tahun 2009 proporsi penggunaan minyak bumi Indonesia akan turun menjadi 41 persen dan batu bara akan naik menjadi 34 persen.

Pergeseran kebijaksanaan itu, menurut Kepala Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi Sumsel Nono Suratno, akan sangat menguntungkan bagi perkembangan ekonomi Sumsel. Sumsel memiliki cadangan batu bara sebanyak 22,24 miliar ton atau 48 persen dari total cadangan batu bara nasional. Sedangkan cadangan gas bumi mencapai 7,03 triliun kaki kubik atau sekitar 40 persen dari cadangan nasional.

Pergeseran kebijakan energi pemerintah dimanfaatkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di mulut tambang batu bara. Sampai tahun 2008 Sumsel akan membangun sembilan PLTU yang menghasilkan 8.550 megawatt listrik. Sementara gas akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, transportasi, dan industri.

Besarnya cadangan energi itu diharapkan juga menarik industri-industri pengolahan, terutama yang berbasis pada energi, seperti industri kimia dan pupuk. Pengembangan pertambangan sumber energi dan industri diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 6,9 persen per tahun, di tahun 2009; menambah 23.060 lapangan kerja dan memperkecil jumlah penduduk miskin yang mencapai 1,397 juta jiwa atau 21,54 persen dari total jumlah penduduk.

sumber: