Peran Energi Batubara Semakin Meningkat

Peran Energi Batubara Dewasa Ini

 Energi batubara Indonesia memegang peran yang semakin penting dalam memenuhi kebutuhan energi domestik maupun ekspor ke pasar energi batubara uap internasional. Peran ini akan semakin meningkat di tahun-tahun yang akan datang, khususnya bila dikaitkan dengan kebutuhan penyediaan energi jangka panjang. Lebih lanjut di masa dekat ini Indonesia akan menghadapi kelangkaan minyak bumi diakibatkan jumlah cadangannya yang semakin menipis. Bahkan memasuki tahun 2004, Indonesia secara de facto telah menjadi net-oil importer country. Perlu ada langkah-langkah yang terpadu sejak dini untuk mengantisipasi hal ini yaitu dengan mengangkat peran batubara yang jumlahnya cukup besar menjadi energi alternatif utama dalam negeri di masa depan, di samping menghasilkan  devisa.

Batubara Memiliki Potensi Besar untuk Energi Masa Depan

 Dari segi sumber daya dan cadangannya, batubara merupakan sumber energi masa depan yang cukup menjanjikan. Saat ini jumlah sumber daya keseluruhannya mencapai 57,8 Milyar Ton dan cadangan sebesar 6.9 Milyar Ton. Di masa depan dengan peningkatan eksplorasi, jumlah ini diperkirakan akan meningkat lagi. Terutama bila mengingat bahwa sejumlah wilayah Indonesia masih belum tersentuh oleh eksplorasi batubara yang lebih rinci. Keadaan ini ditunjang lagi oleh beberapa faktor kehandalan lainnya, yaitu:

  1. mayoritas batubara Indonesia mempunyai ketebalan lapisan yang cukup besar (lebih dari 3 meter), sebagian besar terletak dekat permukaan pada endapan yang dangkal sehingga mudah ditambang dengan menggunakan metode tambang terbuka (biaya penambangan rendah);
  2. adanya pelaku tambang batubara kelas dunia;
  3. memiliki mutu batubara yang relatif baik dan ramah lingkungan;
  4.  infrastruktur, khususnya terminal batubara memadai.

 Pada sektor pemakaian dalam negeri,  energi batubara menjadi substitusi BBM yang sangat penting ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan pemanfaatan batubara di berbagai pusat pembangkit listrik, pabrik semen, pabrik kertas, industri kimia dan industri kecil, serta di rumah tangga dalam bentuk briket batubara.

Dari sisi ke energian, kontribusi batubara untuk energi primer terus meningkat dari 8% pada tahun 1995 menjadi   sebesar 17 % pada tahun 2001 dan 19,7% tahun 2002. Sedangkan kontribusi minyak  bumi menurun dari 58% tahun 1995, menjadi  sebesar 52% tahun 2001 dan 54% tahun 2002.  Pada sisi kelistrikan kontribusi batubara saat ini adalah yang terbesar yaitu sebesar 40% pada tahun 2001 dan 42% pada tahun 2002, padahal tahun 1995 kontribusi batubara untuk listrik masih 13%, sedangkan minyak bumi adalah 16% tahun 2001 dan 20% tahun 2002. Semua ini merupakan modal dasar bagi industri batubara Indonesia untuk terus berkembang dalam menunjang keberhasilan pengembangan energi nasional jangka panjang.

Selanjutnya dikaitkan dengan situasi BBM selama orde baru, sebagaimana diketahui energi minyak bumi telah menjadi primadona yang menopang perekonomian nasional, di mana harga BBM disubsidi. Hal ini menimbulkan peningkatan eksploitasi minyak bumi baik untuk mendapatkan devisa ataupun untuk memenuhi konsumsi masyarakat. Bahkan lebih jauh lagi telah mendistorsi pasar sehingga menimbulkan dampak pada perencanaan investasi perusahaan maupun ekonomi keseluruhan. Ternyata disadari saat ini jumlah minyak bumi kita semakin terbatas, suatu fakta yang perlu dicarikan jalan pemecahannya. Hal ini menyiratkan secara umum peningkatan peran batubara di masa depan baik dari segi pemakaian dan kelembagaan. Bagaimanapun, keamanan pasokan ke-energi-an nasional harus terjamin (ep)

sumber: