Penolakan Pipanisasi Meluas

Penolakan Pipanisasi Meluas

Samarinda, BPost Kamis, 26 Januari 2006 01:14:10
Penolakan terhadap rencana pemerintah membangun pipanisasi gas PT Badak LNG dari Kaltim ke Pulau Jawa terus meluas menyusul dukungan DPRD dan Permprop Kaltim untuk mempertanyakan program tersebut.

Keinginan Kaltim untuk mempertanyakan rencana pipanisasi gas itu merupakan kesimpulan dari pertemuan serikat pekerja PT Badak LNG, PT Pupuk Kaltim, perwakilan DPRD Kaltim dan sejumlah LSM yang dipimpin Wakil Gubernur Kaltim, Yurnalis Ngayoh, di Samarinda, Selasa.

Dalam pertemuan tersebut sepakat menolak rencana pemerintah pusat membangun pipanisasi gas dari Kaltim ke Pulau Jawa.

Penolakan itu juga akan melibatkan anggota DPR-RI dan DPD asal Kaltim, karena dinilai akan merugikan warga di daerah itu, khususnya masyarakat Kota Bontang.

"Kaltim juga akan melibatkan sejumlah tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan serikat pekerja untuk minta penjelasan pada pemerintah terkait rencana yang dinilai tidak ekonomis," kata Anggota DPRD Kaltim, HA Waris Husein.

Dalam waktu dekat perwakilan Kaltim akan berangkat ke Jakarta untuk minta penjelasan pemerintah, terutama pada kementerian Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Menko Perekonomian untuk mempertanyakan rencana yang tidak melibatkan daerah itu.

Kepala Dinas Pertambangan dan ESDM Kaltim, Syaiful Bachri membenarkan rencana pipanisasi itu dan pada 19-27 Januari 2006 sudah membuka pedaftaran tender.

Namun, kata Syaiful sesuai jadwal, tender itu akan berakhir pada Mei 2006 untuk menetapkan pemenang tender pipanisasi itu sehingga Kaltim masih punya waktu memperjuangkan penolakan terhadap rencana itu.

Dalam kesempatan itu, Syaiful juga mengatakan berdasarkan surat pemerintah pusat dan mengacu pada keterangan Badan Pengawas Hilir Minyak dan Gas (BPH-Migas) menyebutkan bahwa pipanisasi itu masih sangat layak dan ekonomis.

"Berdasarkan hitungan BPH-Migas cadangan gas di Kaltim saat ini mencapai 23,83 BSCF (biliun standart cubic feet), untuk memenuhi berbagai kontrak pembelian dalam dan luar negeri mencapai 10,34 BSCF sehingga masih ada sisa cadangan sekitar 13 BSCF," katanya.

Asisten II Sekot Bontang, Burhanuddin meragukan data dari BPH-Migas itu, karena kenyataannya saat ini satu kilang PT Badak LNG Bontang tidak beroperasi karena kekurangan pasokan gas. ant

sumber: