Penjualan Bumi triwulan I melonjak
Penjualan Bumi triwulan I melonjak
Bisnis, 19 Mei 2005
ÂÂ
JAKARTA (Bisnis): PT Bumi Resources Tbk pada triwulan I/2005 membukukan penjualan Rp3,06 triliun, melonjak dari periode yang sama pada tahun lalu Rp1,77 triliun.
Peningkatan penjualan pada periode tersebut mempengaruhi laba bersih perseroan sehingga angkanya naik menjadi Rp446,7 miliar dari Rp86 triliun pada triwulan I/2004.
"Meningkatnya penjualan perseroan ini dikontribusi penjualan batubara sebanyak 9,1 juta ton pada triwulan satu ini atau naik ketimbang 7,86 ton pada periode sebelumnya," tutur Dirut Bumi Ari S. hudaya dalam pertemuan dengan analis.
Bumi saat ini dimiliki oleh investor publik 56,55%, CSFB Singapura 29,2%, dan Long Haul Holding Ltd 14,25%.
Dalam perdagangan saham perseroan kemarin, harga efek perseroan ditutup Rp730 per lembar atau turun tipis ketimbang sehari sebelumnya. Kapitalisasi saham perusahaan ini diperkirakan mencapai US$1,5 miliar.
Saham perseroan kini tercatat pada Morgan Stanley Capital International-Indonesia dan menjadi salah satu saham dengan volume penjualan terbesar dalam 12 bulan terakhir.
Bumi berencana menerbitkan obligasi internasional sekitar US$600 juta untuk membiayai kembali (refinancing) utang perseroan. Menurut sumber Bisnis, Bumi dibantu oleh penjamin emisi Merril Lynch.
Ketika ditanya mengenai realisasi rencana ini, Ari menyebutkan, dirinya belum dapat berkomentar. "Sesuai dengan ketentuan US SEC law 144A, saya tidak boleng ngomong soal obligasi itu," tuturnya.
Menyinggung lembaga penunjang dalam penerbitan obligasi ini dia memaparkan belum diputuskan. Selain Merril Lynch, dia mengakui telah mengundang tiga perusahaan investasi asing lainnya.
Dia berharap empat perusahaan yang mengikuti proses penyeleksian itu lolos seluruhnya dan dapat membantu rencana perseroan. "Kalau bisa kami pakai semua perusahaan itu."
Menurut sumber Bisnis di pasar, rencana emisi obligasi ini kini memasuki tahap penyelesaian dokumentasi. Diperkirakan proses penerbitan obligasi ini selesai sekitar akhir Mei atau sebelum pertengahan Juni 2005.
Sebelum rencana emisi obligasi ini, buki akan membiayai kembali kewajiban perseroan melalui pinjaman kepada lembaga keuangan.
Sekitar 24 institusi, sebagian perbankan dan kreditor Eropa serta Asia, memberikan komitmen pinjaman US$686 juta atau hampir dua kali nilai subskripsi pinjaman perseroan.
Menurut Ari, untuk merealisasikan rencana itu pihaknya telah menandatangani perjanjian pembiayaan kembali salah satu anak perusahaannya yaitu PT Kaltim Prima Coal dengan Credit Suisse First Boston.
sumber: