Penjualan Briket Naik Tajam

Senin, 17 Oktober 2005

Penjualan Briket Naik Tajam
Banyak UKM di Sumsel Ganti Bahan Bakar

Palembang, Kompas - Penjualan briket batu bara dewasa ini naik sampai dua kali lipat setelah pemerintah menaikkan harga eceran minyak tanah sampai Rp 2.300 per liter. Banyak usaha kecil dan menengah mengganti bahan bakar dari minyak tanah ke briket batu bara, yang harganya Rp 1.200 sampai Rp 2.000 per kilogram.

Menurut Roliansyah Basnan, distributor bio-briket, Sabtu (15/10) di Palembang, terlalu tingginya kenaikan harga minyak tanah berdampak terhadap kenaikan ongkos produksi bagi usaha kecil menengah (UKM). Hal itu memaksa para pengusaha UKM, misalnya di Sumatera Selatan, mengganti sumber bahan bakar yang digunakan, dari minyak tanah menjadi briket.

Dalam waktu dua minggu setelah kenaikan harga BBM, kata Basnan, penggantian bahan bakar itu langsung berdampak terhadap meningkatnya permintaan biobriket. Bio-briket yang merupakan gabungan briket batu bara dan beberapa campuran bahan alami itu diminati pengusaha UKM karena harganya hanya Rp 1.200 per kilogram dan tidak menimbulkan pencemaran udara yang parah.

Satu kilogram bio-briket, kata Basnan, dapat menghasilkan panas yang lebih tinggi dan lebih tahan lama jika dibandingkan dengan satu liter minyak tanah. Keunggulan itu yang membuat bio-briket juga lebih diminati pengusaha UKM, yang terbiasa membuat beberapa produk dalam jumlah besar.

Kenaikan penjualan juga diungkapkan oleh Ahmad Nahrowi, penyalur briket batu bara di kawasan Talang Putri. Menurut Nahrowi, dua minggu terakhir banyak yang datang menanyakan kegunaan dan manfaat briket.

Penjualan briket yang biasanya hanya 7,5 ton per bulan, satu minggu terakhir, sudah terjual tiga ton. Nahrowi optimistis penjualan briket batu bara akan terus meningkat karena lebih mudah didapat dan harga ecerannya hanya Rp 2.000 per kilogram.

Optimisme yang sama juga diungkapkan Kliwon, perajin tungku briket. Dia mengaku mampu menjual enam tungku briket seharga Rp 50.000 per unit dalam sehari atau dua kali lipat dari sebelum kenaikan harga BBM.

Perpindahan energi ke briket dinilai lebih ekonomis oleh Rustam, peternak ayam di Sei Rambutan, Indralaya. Untuk menghangatkan 10.000 ayam, dia perlu 45 kilogram briket batu bara per hari seharga Rp 54.000. Padahal, jika menggunakan minyak tanah, sebelumnya dia memerlukan 80 liter seharga Rp 96.000. (eca)

Search :
 
 

 

 

 

 

Berita Lainnya :

·

Rental Mobil Jelang Lebaran Menurun

·

Penjualan Briket Naik Tajam

·

Bisnis Bio-briket Kini Sedang Membaik



sumber: