Peningkatan Kerjasama Data ESDM
Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral (Pusdatin ESDM) bekerjasama dengan the Institute of Energy Economics, Japan (IEEJ) pada tanggal 3-5 November 2009, menyelelenggarakan Workshop APEC Energy Statistics Capacity Building on Indonesia bertempat di Hotel Millenium, jalan Fachrudin, Jakarta. Di dalam sambutannya, Ir farida Zed, selaku Kepala Pusdatin ESD, menyampaikan bahwa tujuan acara tersebut adalah untuk meningkatkan pengelolaan kualitas data di sektor energi dan sumber daya mineral. Untuk itu peningkatan kerjasama dengan berbagai institusi pengelola data di APEC, IEA, dll sangat bermanfaat di dalam mendorong kualitas data yang ada saat ini, termasuk di dalamnya upaya meningkatkan profesionalisme pengelola data.
Di dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh wakil dari Ditjen Minerbapabum, Ditjen Migas, Ditjen LPE, Pertamina, PT PLN, BP Migas, BPH Migas, dll, selain itu juga hadir beberapa peserta dari negara lain, seperti dari Thailand dan Filipina Pada kesempatan tersebut dilakukan diskusi serta perbandingan pengelolaan data di berbagai instansi dan negara.
Terkait dengan penanganan data batubara, wakil dari Ditjen Minerbapabum yang memaparkan tentang Tantangan dan Solusi Manajemen Data Batubara menyampaikan bahwa saat ini salah satu kendala utama dalam penanganan data adalah data-data yang berasal dari KP-KP yang diterbitkan oleh pemerintah Daerah selama era otonomi daerah. Jumlah KP di daerah sudah mencapai 3000 lebih.
Untuk mendapatkan informasi tentang KP tersebut dilakukan dengan beberapa hal, yaitu dengan kerjasama dan koordinasi dengan pemerintah daerah, mendapatkan data langsung dari perusahaan serta kerjasama dengan institusi yang berwenang. Kerjasama dengan institusi yang berwenang, khususnya BPKP, cukup efektif di dalam menjaring informasi KP-KP tersebut, khususnya terkait dengan penekanan kewajiban KP-KP tersebut untuk melakukan pembayaran royalti kepada kas negara. Dengan cara ini, selain KP-KP tersebut dapat terinventarisir, penerimaan negara juga naik. Sekalipun demikian, masalah ini tetap menjadi tantangan yang perlu diselesaikan ke-depan, selain jumlahnya yang memang signifikan, juga karena sebagian besar dari KP-KP tersebut memang kurang disiplin untuk melaksanakan kewajibannya.
Tantangan selanjutnya adalah bagaimana agar data-data tersebut dapat terintegrasikan di tingkat Ditjen Minerbapabum, untuk selanjutnya di integrasikan dengan data dari subsektor lainnya oleh Pusdatin.
edpraso