Pengusaha Bara Bahas Harga Solar
Pengusaha Bara Bahas Harga Solar
Banjarmasin, BPost Kamis, 02 Februari 2006 02:34:50
Untuk mendapatkan kejelasan dan solusi atas kenaikan harga BBM, yang menjadi komponen dominan usaha pertambangan, hari ini (Kamis, 2/2) para pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) melakukan rapat dengan Dinas Pertambangan Kalsel.
Kepala Dinas Pertambangan Kalsel Sukardhi, ditemui di ruang kerjanya kemarin, mengatakan selain menampung keluhan dan mencari informasi, rapat juga untuk pengawasan usaha pertambangan. "Selama ini yang dilaporkan kepada kita hanya soal produksi, lingkungan dan keselamatan kerja saja," katanya.
PT Arutmin melalui salah seorang staf seniornya, Wawan, mengatakan kenaikan BBM akan menambah biaya operasional karena semua alat berat menggunakan solar. "Kami selama ini memesan BBM dari Pertamina secara legal (kontrak DO). Soal kenaikan pasti akan ikuti program pemerintah saja," katanya.
Senada PT Jorong Barutama Greston (JBG) melalui Government and Community Relations Superintendent-nya, Hadirin Azhar, mengatakan pihaknya masih membeli solar harga industri Rp5.400 per liternya. Pemesanan dilakukan dua pekan sekali.
Tidak seperti menjelang kenaikan BBM Oktober lalu, kondisi SPBU Teluk Dalam dan SPBU Lingkar Selatan Trisakti Banjarmasin lancar. Tidak terdapat antrean truk-truk hingga ke jalan.
Masih Fluktuatif
Wira Penjualan UPMS PT Pertamina wilayah VI Banjarmasin, Zulfiansyah ditemui, Rabu (1/2) mengatakan, kenaikan harga solar saat ini dinilai masih fluktuatif. Pasalnya harga minyak solar industri yang naik menjadi Rp5.200 per liter dari sebelumnya per 1 Januari 2006 sebesar Rp4.950 per liter hanya mengikuti arus kenaikan harga minyak mentah dunia yang masih diatas 66 dolar AS per barel hingga akhir Januari 2005.
Menurutnya sama dengan kenaikan nasional, PT Pertamina (Persero) cabang Kalsel juga merealisasikan kenaikan mulai kemarin, Rabu (1/2) yang diperuntukkan bagi kepentingan industri sebesar 5,1 persen.
Namun, lanjutnya pada bulan ini, harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan sehingga Pertamina kembali menaikkan harga BBM non subsidinya.
Selain solar industri, premium juga naik 3,1 persen dari Rp4.780 menjadi Rp4.930 per liter, minyak tanah 7,9 persen dari Rp5.320 jadi Rp5.740 per liter, solar transportasi 5 persen dari Rp5.180 jadi Rp5.440 per liter, dan diesel industri 4,4 persen dari Rp4.810 jadi Rp5.020 per liter.
"Walaupun demikian, Pertamina juga menurunkan minyak bakar transportasi 7,1 persen dari Rp3.640 jadi Rp3.380 per liter dan minyak bakar industri turun 2,9 persen dari Rp3.480 jadi Rp3.380 per liter serta tidak menaikkan harga minyak diesel transportasi yang tetap Rp5.020 per liter," tambahnya. nda/c6/m8
Pengusaha batu bara di Kalimantan Selatan menyatakan keberatan terhadap keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) industri khususnya solar sebesar 5,1 persen per 1 Februari 2006. Kenaikan tersebut dinilai kian memberatkan pengusaha tambang karena akan menambah biaya produksi. sumber: