Penggunaan Batu Bara Hemat Rp 11 T
Penggunaan Batu Bara Hemat Rp 11 T
Indopos, 3 Desember 2005
ÂÂ
Pernyataan ini diungkapkan oleh Menko Perekonomian Aburizal Bakrie dalam rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Jakarta kemarin. Menurutnya, pengunaan briket batu bara akan menghemat keuangan negara Rp 7,8 triliun hingga Rp 11 triliun. "Sedangkan substitusi BBM pada pembangkit listrik akan menghemat anggaran Rp 7 triliun-Rp 12 triliun. Sementara bio fuel dan CNG akan menghemat keuangan negara Rp 3,8 triliun-Rp 7,7 triliun," tutur Ical, sapaan akrabnya.
Lebih teknis Ical menjelaskan, setiap penggunaan 3,5 juta ton briket batu bara, akan menghemat minyak tanah 45 juta kiloliter. Dengan asumsi harga minyak internasional Rp 6.000 per liter, berarti bisa menghemat pemakaian minyak senilai Rp 14 triliun. Dia menambahkan, pengunaan 10 persen bio fuel untuk campuran pada 12 juta kiloliter sektor transportasi, bisa menghemat pemakaian BBM senilai 1,2 juta kiloliter per tahun. "Dengan asumsi harga solar Rp 4.300 per liter, penghematannya mencapai Rp 5,1 triliun," tuturnya.
Sedangkan penggunaan pembangkit listrik non-BBM, akan menghemat pemakaian Rp 9,5 triliun. Penggunaan 20 persen CNG untuk sektor transportasi akan menyubstitusi 2,4 juta kiloliter BBM atau setara dengan Rp 10,8 triliun. "Demikian pula dengan bahan bakar gas yang dengan 10 persen penggunaan, setara 6 juta kiloliter atau setara Rp 18 triliun," bebernya.
Ical menambahkan, dampak fiskal atas penggunaan energi alternatif ini tidak hanya memperhitungkan penghematan BBM. Kata dia, perluasan produksi komoditas ini akan memberi tambahan pendapatan negara dalam bentuk pajak, royalti, dan dividen dari BUMN. Prinsipnya, pengembangan energi alternatif harus memperhatikan efisiensi ekonomi. "Prinsip lainnya adalah energy security, yakni penggunaan sumber energi yang diutamakan untuk kepentingan dalam negeri," terangnya. sumber: