Pengembangan BBM alternatif dapat insentif
Bisnis, 12 Juli 2005
Deputi Menteri Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawady mengatakan biodiesel dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi krisis bahan bakar minyak yang kini tengah dialami
"Pemerintah tengah mendorong pengembangan biodiesel. Karena itu akan diberikan insentif R&D untuk pengembangan biodiesel. Namun belum ada kepastian apakah untuk kelangan pemerintah saja atau swasta juga," ujarnya.
Dia mengemukakan hal itu pada seminar internasional bertajuk Indonesian Automotive Industry and The Global Environmental Challenge, yang diselenggarakan dalam rangka pameran Gaikindo Auto Expo 2005, kemarin.
Rencana pemberian insentif untuk pengembangan biodiesel ini sempat mengemuka pada masa Kemeterian Riset dan Teknologi dijabat oleh M. Hatta Radjasa.
Namun hingga saat ini pemerintah belum juga mengeluarkan fasilitas dan keringanan yang akan diberikan untuk riset dan pengembangan sumber energi alternatif ini.
Sumber bahan
Dala seminar kemarin, Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman mengungkapkan beberapa lembaga riset di Indonesia telah berupaya mengembangkan biodiesel sebagai sumber energi alternatif, termasuk Research and Development Center for Oil and Gas Technology Lemigas, Center for Palm Oil Research PPKS Medan, BB Mektan Departemen Pertanian, Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan BPPT.
"BPPT sendiri sudah memiliki prototipe fasilitas produksi biodiesel dengan kapasitas produksi 1.500 liter per hari di Puspitek Serpong," ungkapnya.
Hasil produksi pabrik biodiesel BPPT tersebut saat ini sudah dijual secara eceran dan sebagian yang lain digunakan untuk kegiatan promosi energi alternatif ini, termasuk untuk mengoperasikan 32 bis operasional BPPT
sumber: