PENDULANG INTAN TRADISIONAL TIMBULKAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENDULANG INTAN TRADISIONAL TIMBULKAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

 

 Antara, 3 Desember 2005

 

Banjarmasin, (ANTARA News)- Kegiatan pendulangan (penambangan) intan tradisional yang dilakukan masyarakat secara turun temurun menimbulkan kerusakan lingkungan yang cukup parah, karena sebagian besar usaha pendulangan tradisional itu tidak mereklamasi lahan.

Pemantauan ANTARA di lokasi pendulangan intan tradisional di beberapa lokasi Desa Cempaka Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar, Minggu (4/12) melaporkan akibat pendulangan itu banyak lahan yang berlobang.

Lahan yang berlobang-lobang tersebut terlihat digenangi air yang agak keruh, sehingga tampak seperti sumur-sumur kecil yang airnya tidak mengalir kemana-mana.

Di sentra pendulangan intan tradisional Desa Pumpung, misalnya sebatas mata memandang lahan pendulangan itu terlihat berlobang-lobang selain digenangi air juga sudah tak sedikit yang ditumbuhi semak belukar.

Dari lobang bekas tambang terdahulu tersebut kemdian oleh penambang belakangan terus digali lagi, untuk mencari butiran intan bahkan sekarang tak sebatas mencari intan tetapi juga penambang tradisional itu mengambil batu koral, pasir, serta bebatuan berharga lainnya.

Menurut seorang pendulang tradsional setempat, lahan di Desa Pumpung itu sejak dulu digali kemudian dicari butiran intan, lalu lahan bekas galian mengeras kemudian dibongkar lagi pendulang berikutnya begitu seterusnya berulang-ulang, mungkin sudah puluhan bahran ratusan kali lahan di sana yang digali untuk mencari butiran intan.

"Walau dibongkar berulang-ulang lahan di Desa Pumpung tersebut ternyata usaha mencari butiran intan selalu saja membuahkan hasil, bahkan kadangkala sebutir intan besar diperoleh justru di lahan bekas galin terdahulu bukan lahan baru," kata Abdullah pendulang tradisional.

Bukan hanya di Desa Pumpung yang kerusakan lahan seperti itu, tetapi juga di lokasi-lokasi bekas tambang daerah lain, seperti di lokasi Desa Ujung Murung, Desa Nangka, atau Desa Alur.

Apalagi belakangan usaha pendulangan intan tradisinal itu tidak sebatas menggali lahan dengan cangkul (pacul) atau linggis seperti sedia kala tetapi juga dilakukan penyedotan bebatuan dengan mesin hingga melahirkan lobang-lobang besar.

Mesin penyedot bebatuan tersebut biasanya dimiliki oleh seorang bandar, kemudian dimanfaatkan beberapa orang dalam kelompok pendulang, namun bila nanti usaha pendulangan itu berhasil memperoleh intan maka bandar pemilik mesinpun akan memperoleh bagian.

Keuntungan lain mendulang sistem mesin penyedot terbukti pula mudah menghasilkan hasil tambang lain, batu koral, pasir, batu akik, buntat kelulut, titimahan, atau butiran puya (butiran pasir hitam mengandung emas).(*)

 


 

PERC: INDONESIA TERBURUK DALAM KORUPSI

 

 Antara, 3 Desember 2005

 

Jakarta (ANTARA News) - Korupsi merupakan hambatan utama dalam pertumbuhan bisnis dan investasi di negara-negara berkembang di Asia, dengan Indonesia sebagai negara yang paling menderita, demikian menurut hasil jajak pendapat atas para eksekutif asing, Senin.

Sementara Hongkong dan Singapura -- dua negara yang paling maju di Asia -- dinilai sebagai negara tempat suap sebagai kegiatan yang paling terkendali, kata Political and Economic Risk Consultancy (PERC), seperti dikutip AFP.

Singapura teratas dalam survey terhadap 96 eksekutif asing ternama yang ada di kawasan itu dengan nilai 0,89, di mana nilai terbaik adalah nol dan terjelek adalah 10. Hong Kong menduduki tempat kedua dengan nilai 1,22, sementara Indonesia terburuk dengan nilai 9,44, kata PERC dalam surveynya terhadap 12 negara di kawasan itu.

Jepang di tempat ketiga, diikuti Korea Selatan, Malaysia, Taiwan, Thailand, China, India, Philipina dan Vietnam.

Di Indonesia, suap terlihat sebagai kekurangan utama bagi para investor asing, namun mereka merasa berbesar hati dengan tekad Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membasmi korupsi, survei itu menunjukkan.

"Sistem hukum di negara itu tetap sangat dicurigai, namun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menetapkan langkah untuk memberantas suap," kata PERC.

"Memang ada sedikit contoh di mana pejabat tinggi ditangkap dan dituntut, dan anekdot ini meningkatkan harapan bahwa salah satu hambatan terbesar dalam melaksanakan bisnis di Indonesia, yang disebut korupsi, sedang dikurangi."

PERC mengatakan nilai yang diperoleh Singapura dan Hongkong mencerminkan kepercayaan dalam sistem peradilan yang menyebabkan mengapa bekas koloni Inggris itu masih tetap sebagai penerima investasi asing yang besar dibandingkan dengan negara lain yang menerapkan upah buruh murah.

"Buruh biasanya jauh lebih murah di negara-negara tetangga, dan kecuali pelabuhan yang baik, fasilitas infrastruktur fisik kelas dunia dan angkatan kerja terdidik, dengan Hongkong maupun Singapura tidak memiliki sumber daya alam untuk menarik investor," katanya.

"Namun, perusahaan-perusahaan asing menilainya lebih mudah dan lebih terbuka dalam melakukan berbagai bisnis di dua negara pulau di Asia itu, yang menjadi salah satu alasan mengapa mereka meraih status "pusat bisnis kawasan."

"Tingkat korupsi yang rendah dan kemampuan korban dalam mencari keadilan melalui sistem hukum setempat ketika mereka menghadapi upaya suap merupakan penghargaan utama terhadap Hongkong dan Singapura yang meningkatkan mutu lingkungan bisnis secara keseluruhan.

Trend di China

Sama dengan yang terjadi di China, investor menyukai upaya Beijing dalam menghukum pejabat pemerintah yang korup, kata PERC seraya menambahkan bahwa menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah membantu desakan anti-suap.

"China menunjukkan sebagai negara di mana tren itu tampaknya akan meningkat pesat," katanya.

Di Malaysia, suap dilihat sebagai masalah, namun itu tidak sebesar yang terjadi di banyak negara tetangga, seperti Filipina di mana masalah itu tidak membaik dan pemerintah tampaknya tidak melakukan apa-apa, kata survery itu.

Sementara itu, para eksekutif mengenal penguasa Thailand telah mengubah hukum dan regulasi, namun menganggapnya sebagai keuntungan bagi pengusaha besar, yang sebagian darinya memiliki hubungan dekat dengan politisi berpengaruh, kata survey itu.

sumber: