Padang, (ANTARA News) - Maraknya aktivitas penambang liar bahan galian C pada sejumlah daerah aliran sungai (DAS) di Kota Padang menyebabkan tingginya resiko kota itu diterjang banjir bandang.
"Pemko Padang harus tegas terhadap penambang liar terutama di sektor hulu Batang Kuranji dan sejumlah hulu sungai lain yang bermuara ke Pantai Padang. Jika dibiarkan, dalam beberapa tahun ke depan Kota Padang beresiko dilanda banjir bandang," kata pengamat lingkungan, Eri Barlian, kepada ANTARA, di Padang, Kamis (8/12).
Menurut dia, secara ekonomis bahan galian C memang cukup menguntungkan, namun warga juga diminta kesadarannya terkait dengan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas tersebut.
"Jika hulu sungai terus digaruk baik pasir, kerikil maupun bebatuannya untuk dijual, akibatnya terjadi krisis berupa berkurangnya penyangga alam pada sungai yang menyebabkan air mengalir semakin secepat menuju muara," katanya.
Akibat kondisi tersebut daerah Kota Padang memiliki resiko tinggi terhadap serangan banjir bandang. Selain itu sejumlah jembatan termasuk bangunan yang ada di sekitar aliran sungai juga rawan mengalami kerusakan.
"Pemko memang sudah melakukan penertiban namun belum serius. Artinya hingga kini masih saja terjadi praktik penambangan bahan C dan untuk itu pemko dituntut lebih bijak, dengan memberikan penyuluhan sekaligus mencarikan alternatif wilayah lain sebagai areal tambang bahan galian C," jelasnya.
Menurut pengamat dari Universita Negeri Padang itu, wilayah pegunungan arah Timur Kota Padang cukup kaya akan bahan galian C. Untuk itu Pemko dengan melibatkan unsur terkait termasuk para peneliti harus berupaya menciptakan terobosan.
"Demi kota Padang di masa datang saya kira Pemko Padang harus lebih arif lagi mencermati persoalan lingkungan," demikian Eri |