Pemko Sawahlunto Ultimatum PT Bukit Asam

Sumatera
Pemko Sawahlunto Ultimatum PT Bukit Asam
Penulis: Nurcholis

SAWAHLUNTO--MIOL: Pemerintah Kota Sawahlunto memberikan tenggat waktu kepada PT Bukit Asam (BA) untuk mengoperasikan lagi Unit Pengolahan Ombilin (UPO) di kota tersebut pada Desember ini. Jika perusahaan tambang batu bara yang berpusat di Muara Enim, Sumatra Selatan, itu gagal memenuhi batas waktu tersebut, Pemko Sawahlunto akan mencari investor lain.

Wali Kota Sawahlunto Amran Noor mengemukakan hal itu dalam rapat paripurna istimewa DPRD Sawahlunto dalam rangka memperingati hari jadi ke-117 kota tersebut, Kamis (1/12).

Menurut Amran, saat ini harga batu bara di pasar internasional sedang melonjak dari US$25 menjadi US$50 per ton. Karena itu, dia berharap PT BA-UPO bisa segera beroperasi kembali untuk memproduksi batu bara di tengah permintaan dunia yang meningkat itu.

"Sesuai dengan kesepakatan Pemko dan jajaran direksi PT BA pada Desember 2004, PT BA harus segera mempersiapkan rencana usaha (business plan) jika mereka ingin dapat perpanjangan izin konsesi penambangan batu bara di sini," kata Amran menjawab pertanyaan Media di rumah dinas usai peringatan hari jadi Sawahlunto.

Dia mengungkapkan, sejak 2001, kinerja produksi PT BA-UPO terus menurun. Kini, produksi batu bara UPO tidak sampai 100.000 ton per tahun. Padahal, tingkat produksi yang ideal secara ekonomis semestinya paling tidak satu juta ton per tahun.

"Ada investor asing yang menawarkan diri menggarap tambang batu bara di sini. Mereka malah mempertimbangkan untuk membangun jalur kereta api baru untuk mengangkut batu bara jika mereka mendapat konsesi untuk memproduksi hingga dua juta ton per tahun," ungkap Amran tanpa menyebut negara yang dimaksud.

Dia mengatakan, saat ini cadangan batu bara di wilayahnya memang sudah bisa dikatakan habis untuk tambang terbuka (kedalaman sampai denga 20 meter). Namun, untuk tambang dalam (lebih dari 20 meter), cadangan batu baranya mencapai 100 juta ton.

Sementara itu, Pemko Sawahlunto optimistis bisa mewujudkan misi menjadikan daerah itu sebagai Kota Wisata Tambang yang Berbudaya di tengah menipisnya cadangan batu bara.

Menurut Amran, optimisme itu dilandasi terus meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) Kota Sawahlunto dari tahun ke tahun, terutama sejak 2002.

Pada 2002, PAD kota yang pernah berjaya karena kekayaan batu baranya itu hanya Rp3,7 miliar. Setahun kemudian, PAD itu menjadi Rp7,6 miliar dan pada 2004 menjadi Rp9,8 miliar. Tahun ini, PAD Kota Sawahlunto mencapai Rp14,3 miliar.

Guna meningkatkan PAD, Pemko Sawahlunto mencanangkan gerakan menanam satu juta pohon coklat oleh warga yang bibitnya disediakan gratis. Selain coklat, Pemko juga menyediakan bibit pohon karet gratis kepada warga yang berminat.

Di bidang peternakan, Pemko menyediakan kambing dan sapi bagi warga yangberminat beternak dengan sistem bagi hasil atau hutang berbunga rendah. (Nic/JN/OL-06)

sumber: