Pemkab Tanah Bumbu lirik potensi bijih besi
Meskipun rezeki batu bara hingga kini mengalir dengan derasnya, hal itu tidak membuat Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, kabupaten baru di Kalimantan Selatan, menganaktirikan potensi pertambangan lain. Saat ini, mereka mulai melirik potensi tambang yang tak kurang besarnya, bijih besi, untuk segera digali.
"Sayang, bila bumi Tanah Bumbu yang memiliki kandungan bijih besi seperempat dari potensi bijih besi seluruh Kalimantan itu tidak kami optimalkan," kata Bupati Tanah Bumbu, Zairullah Azhar, surat elektroniknya kepada Bisnis.
Berdasarkan taksiran para surveyor, kandungan bijih besi di wilayah Tanah Bumbu diperkirakan tidak kurang dari 100 juta ton. Wilayah yang memiliki kandungan terbesar, menurut Zairullah, terpusat di Kecamatan Batu Licin dan Kusan Hulu.
Alur kandungan ini kemudian menyambung ke Kotabaru, bahkan ke Tanah Laut, yang berada di luar Kabupaten Tanah Bumbu.
Jadi, karena wilayah potensi ini menyangkut antar kabupaten, aturan pengelolaannya juga menjadi kewenangan gubernur, kata bupati.
Saat ini, menurut Zairullah, Pemprov Kalimantan Selatan tengah menggodok rancangan peraturan yang memungkinkan pengelolaan sumber daya tersebut dengan baik serta mengeliminasi berbagai kemungkinan konflik antar kabupaten pada saat penambangan dan pemanfaatan.
Rancangan peraturan tersebut agaknya sejalan dengan perkembangan politik yang terjadi di wilayah tersebut. Pasalnya, kemarin sebanyak 30 orang anggota legislatif terpilih dilantik dan diangkat sumpahnya menjadi anggota DPRD Kabupaten Pemekaran Tanah Bumbu periode 2004-2009.
Gubernur Kalimantan Selatan, Sjahriel Darham meminta kepada anggota DPRD untuk dapat memperjuangkan aspirasi masyarakat. Tentu hal itu juga berarti mereka harus mengembangkan perekonomian Tanah Bumbu yang akan bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.
Sjahriel mengingatkan agar dewan dapat bekerja sungguh-sungguh sesuai aturan hukum. "Akhir-akhir ini banyak sekali kasus penyimpangan yang melibatkan anggota legislatif, termasuk di Kalimantan Selatan."
Gubernur menambahkan kasus penyimpangan tersebut dapat memperburuk citra lembaga legislatif dan dapat berpengaruh pada jalannya roda pemerintahan. Menurut dia, anggota DPRD yang baru ini hendaknya memfokuskan perjuangan atas aspirasi masyarakat serta bekerja sama dengan eksekutif untuk bersama-sama membangun daerah.
Fasilitas penunjang
Tentu, untuk merealisasikan keinginan menggarap potensi bijih besi itu, Tanah Bumbu membutuhkan fasilitas penunjang yang tidak sedikit. Untungnya, menurut Bupati Tanah Bumbu Zairullah, fasilitas penunjang yang mendukung pembangunan sektor pertambangan sebenarnya sudah terwujud. Saat ini pelabuhan samudra, pelabuhan laut yang terletak di Batu Licin, merupakan alternatif satu-satunya dari pelabuhan laut Banjarmasin.
Dari Pelabuhan Samudra Batu Licin, terbuka jalur yang menghubungkan tujuh kabupaten tetangga, baik di Kalteng maupun Kaltim, kata Kepala Bappeda Tanah Bumbu, Arfin Dyanto kepada Bisnis.
Selain itu, katanya, Pelabuhan Samudra Batu Licin merupakan pelabuhan alami yang sangat efisien. Untuk itulah, saat ini pihak pemkab tengah menjajaki kemungkinan dengan PT Pelindo untuk memperluas pelabuhan, hingga memungkinkan aneka kontainer dan peti kemas masuk ke sini.
Kami juga tengah membicarakan kemungkinan peningkatan penataan administrasi," kata Zairullah.
Jika selama ini Pelabuhan Samudra Batu Licin hanya dikelola sebuah administrasi pelabuhan, dengan penataan itu diharapkan akan beroperasi sebuah kantor pelabuhan yang memiliki tingkatan kewenangan yang lebih tinggi.
Peningkatan itu, katanya, memungkinkan pelabuhan samudra tidak saja akan menjadi pelabuhan barang dan aneka hasil tambang, melainkan juga melayani penumpang antarpulau dengan lebih masif lagi.
Kesibukannya akan jauh lebih tinggi, meski saat ini pun sudah melayani penumpang, kata Zairullah.
Salah satu permintaan yang sudah mulai luas terdengar dari masyarakat, di antaranya pengadaan trayek kapal cepat untuk tujuan Surabaya dan Makassar.
Tanah Bumbu termasuk kabupaten baru yang tumbuh dengan sangat cepat. Di usianya yang belum lagi dua tahun sejak resmi menjadi kabupaten, 8 April 2003, kabupaten baru itu sudah mulai menunjukkan perkembangan pembangunan yang luar biasa.
Di samping aneka pembangunan yang cepat bermunculan, kabupaten ini pun makin gampang dikunjungi pendatang. Tiga kali sepekan, Bandara Batu Licin didatangi pesawat yang masih mendapatkan subsidi pemkab.
Semua itu memang dimungkinkan dengan adanya rezeki batu bara, yang melimpah di daerah ini. Tahun lalu, batu bara yang rata-rata diproduksi sebanyak 3,5 juta ton per tahun ini, menyumbang hampir sepertiga dari pendapatan kabupaten baru ini. Pertambangan juga menyumbang kemajuan sangat berarti bagi pendapatan penduduk.
Pendapatan per kapita penduduk naik dari Rp9 juta, menjadi Rp11 juta setelah pemekaran ini, kata bupati. Namun Pemkab Tanah Bumbu sadar, mereka tidak boleh khilaf karena rezeki batu bara. Aneka hasil alam lain, menunggu didayagunakan. Bijih besi, hanya salah satunya.