Pemkab Kutim Jual Kembali 13,6 Persen Saham KPC
Samarinda, Kompas 8 Januari 2004 - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur menjual kembali 13,6 persen dari jatah sahamnya pada perusahaan tambang batu bara PT Kaltim Prima Coal (KPC) kepada salah satu grup Bumi Resources.
Bupati Kutai Timur Mahyudin di sela-sela rapat kerja bupati dan wali kota se-Kaltim dalam rangka pelaksanaan Pemilu 2004 di Samarinda, Rabu (7/1), mengatakan, Pemkab Kutai Timur (Kutim) justru untung karena masih memegang lima persen saham KPC. Itu karena ketika membeli 104 juta dollar AS jumlah saham yang diperoleh 18,6 persen, sedangkan dengan nilai jual yang sama sebesar 104 juta dollar AS, saham yang dijual kembali cuma 13,6 persen.
"Jadi, saham yang 13,6 persen itu sudah kami jual lagi, habis cerita," ia menegaskan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur telah membeli 18,6 persen saham KPC (perusahaan milik Sangatta Holding dan Kalimantan Coal Limited yang dibeli PT Bumi Resources Tbk) senilai sekitar 104 juta dollar AS.
Pembelian ini untuk merealisasikan divestasi saham KPC sesuai ketentuan pemerintah sebesar 51 persen. Dari 51 persen saham ini, pemerintah pusat mendapat jatah 20 persen, sedangkan 31 persennya menjadi jatah daerah, dengan komposisi Pemkab Kutai Timur 60 persen dan Pemprov Kalimantan Timur 40 persen.
Jika dihitung dari saham keseluruhan, Pemkab Kutai Timur mendapat jatah 18,6 persen dan Pemprov Kaltim 12,4 persen.
Menurut Mahyudin, penjualan kembali saham KPC ke salah satu grup Bumi Resources tersebut sudah dilakukan karena dana yang dihimpun oleh Pemkab Kutai Timur tidak mencukupi.
"Karena kami tidak punya duit, jadi saya jual saja saham sebesar 13,6 persen, itu hanya main-main saja, " tambah Mahyudin.
Terima dividen
Sementara itu, dari sisa saham yang dimiliki oleh Pemkab Kutai Timur sebesar lima persen, Mahyudin mengakui sudah mendapatkan pembagian dividen. Jumlah dividen yang diterima, menurutnya, akan digunakan untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD).
"Jumlahnya mencapai sekitar 1,5 juta dollar AS. Dihitung selama tiga bulan, mulai Oktober, November, sampai Desember," jelas Mahyudin.
Analis pasar modal BNI Securities Norico Gaman berpendapat, langkah Pemkab Kutai Timur untuk menjual kembali sebagian saham kepada anak perusahaan Bumi Resources itu akan menyulitkan usaha pemerintah untuk mengambil alih 51 persen saham. "Di sini, dominasi Bumi Resources sebagai pemilik mayoritas akan lebih menguntungakan Bumi Resources karena akan masuk dalam laporan keuangan konsolidasi," katanya.
Adapun penurunan harga saham Bumi Resources sepekan terakhir tidak mencerminkan masa depan kinerja perusahaan. Penurunan tersebut lebih dipengaruhi sentimen pasar yang sedang negatif. Di pasar sendiri memang beredar berbagai rumor yang belum jelas, seperti akan melakukan penerbitan saham baru (right issue), atau rumor bahwa sahamnya akan dijual untuk menutupi utang kelompok usaha Bakrie. Namun, hal itu justru memberi peluang pada investor lain untuk mengumpulkan saham Bumi Resources saat harganya mengalami tekanan jual.
"Refleksi harga saham tidak selalu mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Kalau saya melihatnya begini, intinya dia memiliki KPC yang memberi nilai tambah pada perusahaan," katanya.
Kemarin saham Bumi Resources ditutup Rp 390, turun dari penutupan sebelumnya yang Rp 435. Harga saham Bumi Resources terus menurun sejak 29 Desember yang bertengger di posisi Rp 510. (ray/anv)
sumber: