Pemilu lancar, konsumsi emas naik 4%
SINGAPURA (Reuters): Bisnis, 1 April 2004 - Permintaan emas Indonesia diperkirakan menguat sekitar 4% mencapai 86 ton pada 2004, didorong harapan pemilu di negara dengan konsumen terbesar di Asia Tenggara itu akan berjalan lancar. Menurut dealer, alasan lain penguatan emas adalah karena konsumen di Indonesia dan negara lainnya di Asia sudah mulai terbiasa dengan harga emas di atas US$400 per ons. Logam mulia itu menguat 8% sejak posisi terendah US$387,60 per ons pada 3 Maret. Harga emas di pasar spot mencapai US$419,20/419,70 per ons (06.44 GMT) dibandingkan US$416,50/417,25 pada penutupan di bursa New York. Dealer mematok resistance kunci di US$425-posisi tertinggi sebelumnya yang dicapai pada Januari 2004. Leo Hadi Loe, analis independen di Jakarta memperkirakan konsumen merasa nyaman dengan harga emas pada saat ini. "Masyarakat mulai terbiasa dengan kisaran harga US$400-US$420 per ons. Kami sedang memantau musim kampanye, jika berjalan lancar, konsumsi dapat menguat tajam menjadi sekitar 85 sampai 86 ton," katanya. Pemilu memicu kekhawatiran di kalangan investor terhadap situasi keamanan di Indonesia dengan populasi terbesar keempat di dunia, yang rentan terhadap kekerasan ras dan etnis dalam beberapa tahun terakhir. "Kampanye sudah berlangsung dalam dua pekan, dan tidak terjadi apa-apa. Secara umum, situasi tertib, ini memberikan rasa aman," kata seorang dealer di Jakarta. Menurut dealer itu, jumlah uang beredar di masyarakat meningkat yang berasal dari berbagai kegiatan kampanya, terutama di pedesaan yang pada umumnya akan disalurkan untuk membeli emas sebagai sarana investasi. Untuk investasi Indonesia adalah negara pembuat perhiasan terbesar di Asia Tenggara yang memproduksi sekitar 90 ton setiap tahun. Di Asia, emas digunakan sebagai investasi untuk penjualan ke depan di masa sulit, termasuk dalam bentuk perhiasan. Pada 2003, Indonesia menyerap 82,7 ton emas untuk produk perhiasan dan investasi masyarakat, turun dari 102,9 ton pada 2002, karena pelaku pasar menahan posisi menjelang perang Irak. Harga yang volatil selama 2003, juga mengakibatkan tidak adanya pembelian baru. Dealer mengatakan perhatian terhadap keamanan global pasca bom Madrid dan Irak serta pembunuhan terhadap pemimpin Hamas di Israel akan melanjutkan dukungan terhadap status emas sebagai investasi aman. Sebagian analis mengatakan koreksi teknikal bisa bergerak turun ke US$414 per ons setelah harga menyentuh posisi tertinggi dalam 10 pekan US$422,80 per ons Jumat, pekan lalu. "Sasaran kami adalah mengamati emas menyentuh US$441 per ons akhir April," kata analis di Sydney merujuk pada harga yang terjadi terakhir pada 1988. Sementara itu menurut Bloomberg, kalangan hedge fund dan spekulator lain memperbesar pegangan mereka dalam kontrak berjangka emas atau long position, ke posisi tertinggi dua bulan pada Selasa, pekan lalu, ungkap angka yang dirilis Jumat oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi AS (CFTC). Kontrak berjangka memimpin pertama kalinya dengan peningkatan setiap bulan selama tahun ini, sebagian karena perhatian atas serangan teroris pasca bom Madrid. Emas untuk penyerahan Juni menguat US$1, atau 0,2% menjadi US$419,20 per ons di Comex-New York Mercantile Exchange, sementara kontrak Februari 2005 di Tokyo Commodities Exchange turun 0,6% mencapai 1.415 yen per gram. (roy) |
|