Pemerintah Prioritaskan Penggunaan Briket Batu Bara

Pemerintah Prioritaskan Penggunaan Briket Batu Bara

Suara pembaruan, 25 November 2005

JAMBI - Pemerintah Pusat memprioritaskan penggunaan briket batu bara sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM) untuk kegiatan usaha koperasi serta usaha kecil dan menengah (UKM).

Penggunaan briket batu bara tersebut diharapkan mendapat sambutan karena hal itu merupakan solusi terbaik mencegah kebangkrutan koperasi dan UKM di tengah akibat kenaikan harga BBM.

Demikian dikatakan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Suryadharma Ali, MSi pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) di Jambi, Rabu (23/11).

Rakernas yang berlangsung selama empat hari mulai Selasa (23/11) hingga Jumat (25/11) tersebut dihadiri sekitar 600 orang pengurus Iwapi dari 29 provinsi di Indonesia.

Menurut Suryadharma, berdasarkan laporan para pengusaha kecil dari berbagai daerah, kenaikan harga BBM menyebabkan koperasi dam UKM banyak terpukul.

Koperasi dan UKM saat ini kesulitan modal akibat melonjaknya biaya produksi menyusul kenaikan harga BBM. Karena itu penggunaan briket batu bara merupakan salah satu usaha melakukan penghematan biaya produksi bagi koperasi dan UKM yang selama ini menggunakan BBM.

Disebutkan, untuk meningkatkan penggunaan briket batu bara, Pemerintah Pusat telah menetapkan target pengadaan sekitar 10 juta tungku pembakaran briket batu bara. Untuk pengadaan satu juta tungku briket batu bara itu diserahkan kepada Departemen Koperasi dan UKM.

Suryadharma mengatakan, pengadaan tungku briket batu bara itu diikuti dengan peningkatan produksi briket batu bara di Tanah Air.

Untuk itu Departemen Koperasi dan UKM sudah meminta perusahaan briket batu bara PT Bukit Asam akan membangun tiga lagi pabrik briket batu bara dengan kapasitas masing-masing 500 ton per tahun. Dengan demikian produksi briket batu bara di Tanah Air meningkat sekitar 1,5 juta ton per tahun.

sumber: