Pemerintah Lepas Sisa Saham PT BA dengan Placement

Pemerintah akan melepas sekitar 15% sisa saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan pola placement (penempatan) di pasar modal. Penempatan tersebut dapat dilakukan dalam jumlah besar (block sale) maupun secara bertahap (pouring to the market).

Deputi Menneg BUMN Bidang Restrukturisasi dan Privatisasi Mahmuddin Yasin menyatakan, sisa saham Bukit Asam akan dilepas dalam program privatisasi 2004. “Kita akan lepas dengan placement ke pasar,� kata Yasin belum lama ini, di Jakarta. Menurutnya, masih ada sekitar 15% saham Bukit Asam yang merupakan bagian dari rencana penawaran saham perdananya.

Sebelumnya, pemerintah berencana melepas hingga 35% saham, dalam IPO Bukit Asam yang dilakukan Desember 2002. Namun, akhirnya pemerintah hanya melepas 16,26% saham pemerintah dan saham baru, atau total 346,5 juta saham dalam IPO tersebut. Keseluruhan saham yang dilepas terdiri 315 juta saham pemerintah dan 31,5 juta saham baru. Pemerintah mendapatkan sekitar Rp 175 miliar dari hasil IPO Bukit Asam dengan harga penawaran Rp 575 per lembar saham.

Hasil dari divestasi itu digunakan untuk meningkatkan pendapatan anggaran, sedangkan penjualan saham baru akan digunakan untuk memperkuat modal kerja perusahaan. Lebih dari 173,25 juta warrant digunakan sebagai bagian IPO dengan tiap pemegang saham baru diperbolehkan membeli satu saham.

Yasin menyebutkan, pelepasan sisa saham Bukit Asam secara block sale atau pouring to the market bisa dijadikan pilihan. “Bisa block sale seperti Indocement, atau saya lepas sedikit-sedikit. Itu semua intinya kan placement di pasar,� tegasnya. Namun, ia memperkirakan hasil pelepasan sisa saham Bukit Asam ini tidak terlalu besar. “Mungkin nilainya tidak sebesar Telkom, Bank Mandiri atau BRI. Mungkin hanya ratusan miliar rupiah,� lanjutnya.

Yasin menambahkan,untuk memenuhi target privatisasi yang telah ditetapkan dalam RAPBN 2004 sebesar Rp 5 triliun, pemerintah akan melepas saham di beberapa BUMN. Termasuk, sisa saham IPO Bukit Asam, Bank Mandiri, Bank BNI, penawaran saham perdana PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT Adhi Karya.

Selain itu, juga dilakukan privatisasi dengan pola employee management buy out (EMBO) terhadap beberapa BUMN konsultan karya. Pemenuhan target privatisasi 2004 dinilai cukup sulit karena saham yang akan dilepas bukan saham dari BUMN-BUMN besar.* (Miningindo)

sumber: