Pemerintah Dorong BUMN Gunakan Barang dan Jasa Dalam Negeri
ÂÂ
Rabu, 28 Desember 2005, 21:18 WIB
Pemerintah Dorong BUMN Gunakan Barang dan Jasa Dalam Negeri
Laporan -
JAKARTA, investorindonesia.com
Menneg BUMN Sugiharto dan Menteri Perindustrian Fahmi Idris, sepakat mendorong pengutamaan penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri di perusahaan-perusahaan BUMN.
"Untuk pelaksana kerjasama itu, akan dibentuk Tim Pelaksana yang terdiri dari kedua instansi untuk memonitoring, dan mengevaluasi BUMN yang menggunakan produk dalam negeri," kata Sugiharto, usai penandatanganan nota kesepahaman, di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, program ini akan berimplikasi posifit pada produktivitas pendapatan persuahaan, serta dapat memberikan multiplier efek hingga sembilan kali terhadap industri dalam negeri.
Sedangkan Menteri Fahmi Idris mengatakan, program ini dilatarbelakangi bahwa produk dalam negeri sudah memadai dari sisi klualitas, harga, maupun distribusinya.
"Selain itu, utilisasi kapasitas produksi buatan dalam negeri dapat ditingkatkan dengan mendorong perusahaan BUMN-BUMN menjadi konsumen, serta dapat menghapus indikasi budaya impor di perusahaan BUMN," kata Fahmi.
Sugiharto menjelaskan, belanja modal (capital expenditure) perusahaan-perusahaan BUMN pada 2005 mencapai Rp 600 triliun Rp 700 triliun, atau lebih tinggi dari APBN 2005 yang hanya mencapai Rp 347,6 triliun.
"Belanja barang modal terbesar antara lain dari PT Pertamina, PT Telkom dan PT PLN," ujar Sugiharto.
PT Pertamina pada 2005 diketahui telah memesan delapan tanker, sebanyak 6 tanker di antaranya merupakan produksi PT PAL Surabaya dengan harga masing-masing berkisar US$ 20 juta US$ 26 juta, yang akan dipenuhi dalam 2-3 tahun.
Untuk itu lanjutnya, dibutuhkan komitmen para direksi BUMN untuk tetap memperbesar kandungan lokal dalam pengadaan barang dan jasa di perusahaan masing-masing.
"Kita akan memantau, dan program ini bisa juga dijadikan sebagai indikator kunci performa (key performa indicator) dalam menilai para direksi di BUMN selama menjalankan tugasnya," kata dia.
Program pengadaan barang dan jasa ini juga akan dimasukkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan 2006 masing-masing BUMN.
Untuk itu lanjut Sugiharto, Kementerian BUMN akan melakukan pemetaan terhadap belanja barang modal dan jasa dari 158 BUMN untuk mengetahui komposisi berapa besar komponen yang berasal dari luar negeri.
Sementara itu, Fahmi Idris mengatakan, kalau saja 50% dari capex yang mencapai sekitar Rp 600 Rp 700 triliun itu dapat dipasok dari produk dan jasa dalam negeri, maka akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan industri dalam negeri.
Menurut Fahmi, pertumbuhan sektor industri 2005 sebesar 6,76%, mendekati yang ditargetkan yaitu 6,8%.
"Jadi saya yakin dengan kesepakatan ini target pertumbuhan industri 2006 sekitar 7,5 persen," kata Fahmi. (ant)
sumber: