Pembiayaan PLTU Bukit Asam dapat dimulai

 

 

JAKARTA (Bisnis): Manajemen PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dapat mulai mencari pembiayaan untuk pengembangan PLTU batubara setelah kontrak perjanjian pembelian energi (power purchase agreement) disepakati.

"Pembiayaan nanti setelah kontrak perjanjian pembelian listrik disepakati dan besarnya disesuaikan dengan pembagian dengan anggota konsorsium," ujar Komisaris Utama Bukit Asam Jarman kepada Bisnis pekan ini.

Menurut dia, proyek itu sebenarnya telah lama direncanakan tetapi masih menunggu PT Pembangkit Listrik Negara.

Mengenai seleksi calon penasihat keuangan, Jarman menambahkan penasihat keuangan itu membantu direksi Bukit Asam dalam mengajukan proposal proyek itu sekaligus pembiayaannya.

Dia enggan menjelaskan soal calon penasihat keuangan yang dipilih oleh direksi Bukit Asam. "Tanya saja direksi, itu urusan operasional dan direksi yang berwenang menjawab hal tersebut."

Manajemen Bukit Asam telah menyelesaikan seleksi penasihat keuangan yang nantinya membantu dalam proyek pengembangan PLTU batubara.

Dirut Bukit Asam Ismet Harmaini mengatakan perseroan mengundang lima calon penasihat keuangan yaitu PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Securities, PT Trimegah Securities Tbk, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas.

"Kami telah merampungkan proses seleksi calon penasihat keuangan. Mungkin pekan ini kami akan menunjuk pemenangnya," ujarnya. (Bisnis, 7 Desember).

Menurut dia, penasihat keuangan yang ditunjuk Bukit Asam diharapkan dapat memberikan saran yang terbaik bagi BUMN itu dalam menjalin kerja sama dengan pihak lain dan dapat berlanjut ke pembiayaan.

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Milawarma menambahkan perseroan akan memilih satu penasihat keuangan guna membantu dalam proyek pengembangan tersebut seperti di PLTU 2400 megawatt di Tanjung Enim.

Sumber Bisnis menambahkan Bukit Asam bakal mencari pembiayaan dari penerbitan obligasi untuk mendanai proyek itu.

Dari calon penasihat keuangan yang diseleksi oleh perseroan, tuturnya, skema pembiayaan yang diusulkan oleh mereka adalah penerbitan obligasi.

Namun Ismet mengatakan belum memutuskan skema pembiayaan proyek itu terlalu jauh.

Jarman juga mengaku belum menerima usulan penerbitan surat utang dari direksi Bukit Asam. "Saya belum menerima usulan penerbitan obligasi. Kalau mereka menyeleksi penasihat keuangan, itu urusan operasional mereka."

Sementara dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Menneg BUMN Sugiharto mengatakan Bukit Asam telah membentuk tim pelaksana yang anggotanya terdiri dari perseroan, PT Indonesia Power, dan PT Kereta Api Indonesia untuk mengkaji upaya peningkatan kapasitas angkutan batubara dengan kereta api.

Berdasarkan kajian tim ini, lanjutnya, telah dihasilkan empat program peningkatan kapasitas angkutan batubara dengan kereta api yaitu program singkat, program jangka pendek, program jangka menengah, dan program jangka panjang.

Program singkat, tutur Sugiharto, telah dilaksanakan tahun 2004 yang meliputi kegiatan perbaikan sarana dan prasarana kereta api. Kini program jangka pendek dalam proses pelaksanaan yang meliputi penyelesaian back log sarana dan prasarana, pembangunan longsiding serta perbaikan lingkungan rel.

sumber: