PEMBENTUKAN PROVINSI BARITO RAYA TIDAK TERBENDUNG

Ampah, Banjarmasinpos, 10 Maret 2004
Keinginan masyarakat daerah aliran sungai (DAS) Barito memisahkan diri dari Propinsi Kalteng dan Kalsel, nampaknya tak terbendung lagi.

Mayoritas masyarakat DAS Barito menginginkan mereka memiliki propinsi sendiri, yakni Barito Raya.

"Dari penyerapan aspirasi yang tertampung sekitar 75 persen rakyat di DAS Barito menginginkan pembentukan Propinsi Barito Raya," kata Sekretaris Forum Pengkajian Pembentukan Propinsi Barito Raya, Setia Budhi usai Musyawarah Besar (Mubes) Masyarakat DAS Barito di Gedung Batara Linggar Ampah, Kabupaten Barito Timur (Bartim), Selasa (9/3).

Mubes Masyarakat DAS Barito dihadiri para bupati dan tokoh masyarakat di lima kabupaten yang berada di DAS Barito. DR H Sulaiman HB, dan Letjen (purn) ZA Maulani, dua tokoh DAS Barito, berhalangan hadir. Sulaiman hanya mengirimkan makalah yang disampaikan dalam mubes.

Dari pantauan BPost, antusiasme pemisahan diri masyarakat di DAS Barito dari Propinsi Kalsel dan Kalteng, tampak terasa. Para tokoh yang hadir optimis bakal terbentuknya propinsi baru di pulau Kalimantan itu. Jika pemerintah pusat mengamini keinginan itu, berarti di Kalimantan akan bertambah menjadi lima propinsi.

Meski benang merah pembentukan Barito Raya dalam mubes semakin kencang, namun penentuan ibukota propinsi, sengaja tidak dibicarakan. Para peserta berusaha menghindari kepentingan politis dan khawatir cita-cita membentuk Barito Raya menjadi kabur.

"Saat ini kita hanya terfokus menyamakan persepsi persiapan pembentukan Barito Raya, melalui deklarasi bersama lima kabupaten, soal ibukota nanti dulu," tegas Nuryakin, sekretaris Pembentukan Barito Raya kepada pers.

Sementara itu, Bupati Barito Utara Achmad Yuliansyah mengatakan, keinginan masyarakat DAS Barito membentuk Propinsi Barito Raya tidak lain ingin mempercepat proses kemajuan pembangunan dan untuk kesejahteraan masyarakat di DAS Barito.

"Di sini masyarakat lima kabupaten --Barito Utara, Barito Selatan, Murung Raya, Barito Timur, Murung Raya dan Barito Kuala-- berkumpul menyatukan visi dan misi memajukan daerah dan kesejahteraan mereka. Hasil deklarasi itu akan menentukannya," kata Yuliansyah.

Bupati Barsel Baharudin H Lisa mengatakan, mubes adalah akumulasi dari pertemuan sebelumnya. "Gubernur Asmawi Agani titip pesan kepada saya, agar menghargai keinginan masyarakat bermusyawarah. Sebagai putera DAS barito, saya sangat mendukung apa yang menjadi aspirasi masyarakat," ucap Baharudin.

Dari lima kabupaten, kesan ragu-ragu terlihat dari Barito Kuala (Batola) dalam menentukan sikap bergabung dalam Barito Raya. Hal ini terlihat dari sikap Wakil Bupati Batola, HM Hatta Mazanie yang mewakili bupati Eddy Sukarma yang mengaku pihaknya masih sulit menentukan sikap berpisah dari Propinsi Kalsel.

"Saya bicara atas nama komite, wajib mendukung kehendak masyarakat bawah. Namun dari segi pemerintah, kita belum bisa mengambil sikap," ucap Hatta Mazanie kepada jumpa pers usai pembukaan mubes.

Hatta Mazanie mengaku pernah berbicara dengan Gubernur Sjachriel Darham dengan mengemukakan aspirasi masyarakat Batola untuk bergabung dengan Barito Raya, namun tidak mendapat respon.

Menurut Nuryakin, alasan pembentukan Barito Raya itu sendiri melihat kenyataan bahwa selama ini pelayanan kepada masyarakat khususnya di kawasan DAS Barito kurang tersentuh. Pembangunan hanya terfokus di ibukota.

"Masyarakat merasa pembangunan di daerahnya jauh tertinggal, sarana jalan tidak begitu diperhatikan. Sehingga tempat yang semestinya bisa ditempuh dua jam menjadi dua hari," kata Nuryakin.

Sekadar diketahui, DAS Barito merupakan daerah yang kaya sumber daya alam hasil hutan seperti rotan karet. Sedangkan kekayaan mineral meliputi emas, minyak bunyi dan batu bara.

Sementara itu, Sekretaris Forum Pengkajian Pembentukan Propinsi Barito Raya Setia Budhi mengatakan, wacana membentuk Propinsi Barito Raya bukan lahir sekarang, namun sudah sejak 1963. Menguatnya wacana itu muncul dalam forum tiga kabupaten yakni Barsel, Barut dan Batola, di Marabahan pada era kepemimpinan Bardiansyah Mujidi.

Dalam perkembangannya, lanjut dia, pembentukan Propinsi Barito Raya juga didukung kabupaten baru yakni Murung Raya dan Barito Timur. "Tugas forum pengkajian menyusun organisasi dan penyerapan aspirasi masyarakat. Kita sudah lakukan berbagai dialog dengan masyarakat DAS Barito," ucap dosen Fisip Unlam ini.

Ketua Forum Pengkajian Pembentukan Propinsi Barito Raya, Zain Alkim menepis adanya isu berkembang di Mubes bahwa forum itu hanya didominasi oleh etnis tertentu, sehingga tidak mencerminkan kebersamaan banyak suku di DAS Barito.

Positif

Pengamat ekonomi dari Unlam, Suryani mengatakan, pembentukan Propinsi Barito Raya akan berdampak positif bagi daerah-daerah yang menggabungkan diri. Terlebih, sebut dia, jika Kota Marabahan (Barito Kuala) dijadikan sebagai pusat pemerintahan propinsi baru tersebut.

"Dari sisi ekonomi menguntungkan daerah-daerah yang bergabung. Mereka berada dalam satu DAS (daerah aliran sungai), satu rumpun sehingga sangat kondusif," jelas Suryani.

Menurut dia, dengan bergabungnya Batola, akan sangat merugikan bagi Propinsi Kalsel. Mengapa? Karena propinsi ini akan kehilangan pemasukan dari kabupaten yang dikenal kaya alamnya itu, imbuhnya.

Batola dan Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan serta Barito Timur, tentu akan memikirkan dirinya sendiri setelah berhasil menggolkan cita-citanya.

Diakui Suryani, selama ini Marabahan terpinggirkan karena tidak ada akses cepat menuju ibukota Batola. Kini, pemerintah setempat bersama-sama Pemprop Kalsel dan pemerintah pusat tengah menggarap proyek jembatan Rumpiyang yang diharapkan mampu mempercepat akses ke Marabahan. Jika Pemprop Kalsel menghentikan proyek jembatan itu? "Itu tak akan terjadi. Proyek itu tetap jalan sebab demi kepentingan masyarakat," kata Suryani

sumber: