Pembangunan PLTU Peranap belum ada kepastian
Herliyan Saleh, Ketua Badan Promosi dan Investasi Riau, menegaskan proyek PLTU Mulut Tambang itu sebenarnya akan digarap oleh PT Tambang Batubara Bukit Asam (PT BA) untuk studi kelayakannya pada 2002.
"Tapi sampai sekarang sudah berulang kali kami kirimkan
Padahal, kata dia, Pemprov Riau, Pemkab Indragiri Hulu, Kuantan Singingi, dan PT BA sudah menandatangani nota kesepakatan dalam studi kelayakan proyek strategis yang akan menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan listrik Riau.
PLTU Mulut Tambang Peranap berkapasitas 2x600 MVA itu akan memanfaatkan pasokan batu bara yang terkandung di daerah Cirenti, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Diperkirakan deposit batu bara di daerah itu mencapai miliaran ton untuk kebutuhan maksimal 50 tahun.
Namun karena kadar kalori batu bara di Kuansing yang rendah, sehingga tidak layak untuk diekspor. Maka alternatif utama adalah dibakar langsung di mulut tambang menjadi bahan bakar untuk dua unit pembangkit yang letaknya di Kabupaten Indragiri Hulu.
Proyek ini sendiri melibatkan empat kabupaten yang memiliki kandungan batu bara di wilayahnya seperti Kuansing, Indragiri Hulu, Kampar, dan Pelalawan.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) Milawarma mengatakan kerja sama pembangunan PLTU Peranap dengan PT Indonesia Power masih menunggu hasil studi kelayakannya yang diperkirakan selesai dalam kuartal pertama tahun ini.
Menurut dia, proyek pembangkit itu baru dapat dipastikannya kelanjutan setelah selesainya studi kelayakannya.
Dia mengakui PTBA berminat untuk membangun proyek itu bersama dengan anak perusahaan PT PLN tersebut.
Herliyan mengemukakan selain PLTU Peranap, proyek pembangkit yang menjadi peluang investasi di Riau adalah pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) kapasitas 2x150 MVA di Duri, Kabupaten Bengkalis.
"Kami belum bisa memprediksikan berapa nilai kedua proyek pembangkit itu karena belum ada investor yang melakukan kajian baik di Peranap atau di Duri," paparnya.
PLTG Duri diproyeksikan mendapat pasokkan gas dari jalur trnasmisi pipa gas alam Grissik, Sumsel ke Duri, Riau sepanjang 536 km yang mengangkut gas sejumlah 430 MMSCFD dengan diameter pipa 28 inci.
sumber: