Pembangunan infrastruktur pertambangan terancam terhenti
Miningindo, 17 Des. 2003. Periode lima tahun ke depan dibutuhan tambahan investasi sebesar US$170 miliar untuk membangun infrastruktur pertambangan. Pembangunan ini diutamakan di kawasan timur Indonesia. Namun demikian karena beberapa tahun belakangan tidak ada investor baru masuk ke sektor tambang, maka untuk lima tahun ke depan pembangunan infrasturktur tambang terancam tidak dapat dilakukan.
Demikian diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Dorojatun Kuntjoro-Jakti seusai mengikuti acara pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Ahli Geologi Indonesia dan Himpunan Ahli Geofisika seperti dikutip dari harian Bisnis Indonesia.
Salah satu solusi untuk mengatasi kebutuhan dana sebesar US$170 miliar adalah dengan segera memutuskan perusahaan tambang yang terhambat UU No. 41/1999 tentang Kehutanan segera diizinkan beroperasi kembali.
Bagi sejumlah perusahaan tambang yang sudah mendapatkan kontrak seyogianya mendapatkan penyelesaian yang sewajarnya.
Dorodjatun mengakui pada dasarnya keengganan perusahaan tambang asing untuk menanamkan modal di Indonesia karena ketatnya UU dan juga pola perizinan yang dianggap menyulitkan mereka. Sektor pertambangan Indonesia saat ini juga harus bersaing dengan negara-negara produsen mineral lainnya.
Contohnya Cina sebagai salah satu konsumen mineral dari Indonesia saat ini lebih banyak mengimpor bahan galian dari Australia. Ini salah satu bukti bahwa kompetisi di sektor tambang ini sangat ketat dan sudah semestinya diantisipasi dengan cepat. Jika akhirnya Cina mulai menghentikan impor bahan mineral dari sejumlah negara penghasil tambang, maka impor mineral dari Indonesia juga terganggu.
Tidak adanya investasi baru di sektor tambang beberapa tahun belakangan ini, ujarnya, juga berdampak pada pengurangan pendapatan negara. Investor, katanya, akan memilih negara yang dianggap menguntungkan. Usaha tambang adalah jenis usaha yang berjangka waktu lama dan juga berisiko tinggi. Oleh karena itu, investor perlu jaminan kembalinya modal usaha yang sudah mereka tanamkan.*