Pemanfaatan Batu Bara Dipetakan

Pemanfaatan Batu Bara Dipetakan

Indopos, 21 November 2005

 

SURABAYA - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jatim sedang mempersiapkan pola pemanfaatan batu bara secara maksimal. Selama ini, konsumsi batu bara relatif tidak terpantau karena dianggap komoditi biasa. Kepala Dinas ESDM Jatim Made Sutarya, menyatakan saat ini pihaknya baru melakukan pendataan mengenai besarnya konsumsi batu bara setelah adanya kenaikan harga BBM.

"Kita coba menghitung masuknya batu bara di pelabuhan Gresik," terang Made di Surabaya akhir pekan lalu. Sedangkan di Pelabuhan Perak, tidak ada penimbunan batu bara. "Kita juga memeriksa perusahaan mana saja yang memasok batu bara. Apakah langsung diadakan oleh perusahaan itu," ujarnya. Made menambahkan hal ini dilakukan dengan bekerja sama dengan Disperindag.

Diakuinya, untuk mendeteksi batu bara di Gresik memang cukup sulit. Karena, batu bara itu berasal dari Banjarmasin, Lampung, dan Cirebon. "Kesulitannya adalah mencari data pada perusahaan mana dan dari mana saja batu bara itu dipasok," urainya. Sejak Januari-September 2005, jumlah batu bara yang masuk mencapai 632.299 ton.

Batu bara itu, antara lain dari Sungai Danau (Kalsel), Tanjung Batu (Kalsel), Kintap (Kalsel), Banjarmasin (Kalsel), Banjarmasin (Kalsel), dan Batulicin (Kalsel). Lantas Sepapah (Kaltim), Kelanis (Kalsel), Kota Baru (Kalsel), Samarinda (Kaltim), Panjang (Lampung), dan Cirebon (Jabar). Kemudian Gunung Batu Besar (Kalsel), Palembang, Serongga (Kalsel), dan Satul (Kalsel). Pengangkutan itu dilakukan oleh delapan agen perusahaan pelayaran.

Batu bara merupakan salah satu energi yang mempunyai potensi cukup besar di tingkat nasional. Selain itu, juga dipikirkan mengenai dampak lingkungannya dan penggunaannya karena masih mengandung sulfur. "Kita juga memantau batu bara seperti apa yang bisa digunakan, jangan lantas batu bara yang kualitas rendah," ucapnya. Karena itu, dampak penggunaan batu bara masih dicermati.

Berkaitan dengan itu, Made menyatakan, akan ada kelanjutan untuk tata niaga batu bara. "Kebijakan pola energi kan dari pusat, departemen-departemen lainnya turut mengarah pada kebijakan tersebut," imbuhnya. Tata niaga mungkin akan dipola oleh departemen perdagangan. Selanjutnya, batu bara diharapkan akan mendapatkan porsi yang lebih besar dari BBM.

sumber: