Pelanggan Batu Bara Industri Masih 20 Persen

Pelanggan Batu Bara Industri Masih 20 Persen

Indopost, 21 Desember 2005

 

SURABAYA - Meskipun harganya jauh di bawah harga BBM, namun minat kalangan industri Jatim terhadap sumber energi batu bara masih minim. Tercatat, hanya 20 persen industri yang sudah mengkonversikan sumber energinya ke batu bara. Oleh karena itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan pameran baru bara selama dua hari di AJBS Surabaya.

Kepala Disperindag Jatim Cipto Budiono mengatakan, sudah waktunya masyarakat dan perindustrian mengetahui lebih jauh soal batu bara. Memang batu bara dulunya tidak banyak dimanfaatkan ketika harganya masih sejajar dengan BBM. Tetapi setelah harga BBM meroket, batu bara bisa menjadi alternatif yang bagus sekali. "Batu bara bisa memghemat biaya produksi sampai 30 persen," ujarnya di sela-sela acara pembukaan pameran batu bara kemarin.

Tetapi kendala yang masih ditemui dalam konversi solid fuel (bahan bakar padat) adalah masih belum tersosialisasikannya keunggulan batu bara itu kepada masyarakat atau industri. "Karena itu, industri yang sudah beralih ke batu bara baru 20 persen," ungkapnya.

Konsumsi batu bara untuk rumah tangga, diakui Cipto memang menemui kesulitan. Karena masih belum ditemukannya teknologi yang bisa digunakan untuk penggunaan batu bara untuk memasak dalam jumlah sedikit. Jadi untuk sementara, penggunaan batu bara difokuskan kepada industri atau yang memerlukan penggunaan bahan bakar dalam jumlah besar dan dalam waktu lama. Misalnya saja peternakan ayam, katering, pondok pesantren, pabrik kertas, tekstil, dan lain sebagainya.

Agar penggunaan batu bara semakin meluas, Disperindag mengadakan pameran yang diikuti oleh 26 peserta. "ami harapkan pameran ini bisa menarik perhatian masyarakat dan sektor riil," ujar Cipto. Peserta pemeran berasal dari perusahaan penambangan batu bara, pabrikan briket, pengusaha kompor, konsultan pembuat tungku, ITS yang menciptakan teknologi pemantik tungku, serta BPPT (Badan Pengembang dan Pengelolaan Teknologi). Dalam pameran tersebut juga ditampilkan energi alternatif lainnya, seperti dari gergaji kayu dan briket biobatubara. .

Dalam pameran yang akan berlangsung dari 20-21 Desember tersebut diharapkan juga terjadi transaksi. "Tetapi kita tidak menargetkan sampai berapa besar, yang penting adalah soisalisasinya," tukas Cipto.

sumber: