Pasokan Listrik Jawa-Bali Kritis

Pasokan Listrik Jawa-Bali Kritis
Senin, 22 Mei 2006 | 19:42 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Sistem kelistrikan Jawa-Bali mengalami defisit karena berkurangnya pasokan gas ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang dan Tanjung Priok dari lapangan gas lepas pantai yang dioperasikan BP West Java. Akibatnya pasokan listrik Jawa-Bali mengalami defisit 300 megawatt (MW).

Menurut Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Djuanda, untuk mengganti pasokan gas, pihaknya mengoperasikan pembangkit dengan menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Setiap hari, kata dia, dibutuhkan pasokan sebanyak 1.600 kilo liter BBM. ?Biayanya sekitar Rp 8 miliar per hari,? katanya kemarin. Dengan menggunakan BBM, maka kedua pembangkit dapat memasok sekitar 200 MW ke sistem kelistrikan Jawa-Bali.

Djuanda menjelaskan, pasokan gas ke Muara Karang dan Tanjung Priok berkurang menjadi 130 juta kaki kubik per hari dari 260 juta kaki kubik. Pipa gas bawah laut dari ladang gas di Laut Jawa mengalami kebocoran akibat terkena jangkar kapal.

Meski terjadi kekurangan pasokan listrik, Djuanda menjamin tidak ada pemadaman listrik. Dia meminta kalangan industri besar untuk mengurangi pemakaian pada saat beban puncak. Selain PLN meminta masyarakat untuk mematikan dua titik lampu pada pukul 17.00 - 22.00.

Juru bicara PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Azwar Lubis mengatakan, untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik pihaknya menurunkan tegangan pada sejumlah Gardu Induk (GI). Tegangan pada GI diturunkan hingga 1,5 kilo volt dari 20-22 kilo volt. ?Sehingga defisit listrik 100 MW untuk wilayah Jakarta dan Tangerang dapat dikurangi 40-50 MW,? katanya kepada Tempo.

Sisa defisit sekitar 50-60 MW, kata Azwar, akan ditutupi dari pengurangan pemakaian listrik PT Krakatau Steel. Perusahaan baja milik pemerintah itu, kata dia, telah menyetujui mengurangi penggunaan listrik 50 ? 60 MW.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan, perbaikan pipa gas ke PLTGU Muara Karang dan Tanjung Priok akan selesai 10-14 hari. Hingga kini, kata dia, pemerintah masih melakukan penghitungan kerugian akibat kebocoran pipa gas tersebut. Menurut Purnomo, pasokan gas terpaksa dihentikan dengan alas an keamanan.

Kepala Divisi Penjualan dan Distribusi BBM PT Pertamina (Persero) Djaelani Sutomo mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan PLN untuk memasok kebutuhan BBM pembangkit. ?Kami beri pasokan dua minggu dari satu minggu yang mereka (PLN) minta,? katanya.

PLTGU Muara Karang, kata Djaelani, hanya membutuhkan pasokan BBM sebanyak 500 kilo liter per hari. Selama krisis bahan bakar Pertamina menambah pasokan menjadi 1.500 kilo liter per hari. Tambahan pasokan BBM untuk PLN, tambah dia, tidak akan mengganggu pasokan untuk konsumen.

Data dari PLN hingga kemarin, energi listrik yang mampu dipasok seluruh pembangkit di Jawa-Bali sebanyak 14.125 MW. Sedangkan penggunaan listrik pada saat beban puncak (pukul 17.00-22.00) sebesar 14.180 MW dengan cadangan operasi defisit 55 MW.

sumber: