Pasokan Batubara PLTU Suralaya Terjamin
Beberapa waktu yang lalu diberitakan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya mengalami gangguan pasokan batubara dari PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA). Diberitakan bahwa stok batubara di Suralaya tinggal sekitar 100.000 ton atau hanya cukup untuk pembakaran selama empat hari. Jika cadangan baru bara habis, PT Perusahaan Listrik Negara akan dipaksa menggunakan bahan bakar minyak yang mahal agar pasokan listrik ke Jawa dan
Di luar PTBA ada empat pemasok batubara ke PLTU Suralaya yang berasal dari PKP2B, yaitu PT Adaro Indonesia dan PT Arutmin yang berasal dari Kalimantan Selatan serta PT Kideco Jaya Agung dan PT Berau Coal yang berasal dari Kalimantan Timur.
Penambahan Pasokan
Pada tanggal 10 Mei 2004 bertempat Di Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral (DJGSM) telah diadakan pertemuan antara ke-empat perusahaan tersebut, DJGSM,Indonesia Power, PT PLN, dan juga dihadiri oleh staff Menko EKuin. Pertemuan yang dipimpin langsung oleh Dr. Simon Sembiring, Dirjen GSM, tersebut adalah untuk mencari solusi atas permasalahan gangguan masokan yang dihadapi oleh PLTU Suralaya. Dr Simon mengatakan “Pertemuan ini sebagai langkah dan inisiatif dari kami untuk mengatasi permasalahan ini,karena bila terjadi kelangkaan listrik akibatnya bisa terjadi kekacauan, nah ini yang harus dihindari....“
Abimanyu dari Indonesia Power mengatakan “kritisnya kondisi Suralaya, karena tipisnya stok, stok ini perlu ditingkatkan“.
Pertemuan tersebut berjalan sangat efektif, terbukti denagn adanya beberapa butir penting tentang pertemuan tersebut. PT Kideco Jaya Agung misalnya mereka bersedia untuk memberikan tambahan pasokan sebesar 45 ribu ton per bulan selama Mei-Juni-Juli diluar kesepakatan kontrak yang sudah berjalan. Demikian juga PT Arutmin Indonesia, mereka menyatakan bersedia untuk memberikan tambahan sebesar 45 ribu ton per bulan selama Juni-Juli, namun masih diperlukan beberapa persiapan lainnya. Hal ini akan meningkatkan kemapuan stok batubara di PLTU Suralaya.
Ke-dua perusahaan yang lain juga memberikan komitmen tetap memasok batubara ke Suralaya sesuai kontrak. PT Adaro Indonesia yang saat ini menjadi pemasok utama PLTU Paiton agak kesulitan, mengingat PLTU Paitonsaat ini juga meminta tambahan pasokan.
Komitmen ke-empat perusahaan tambang tersebut patut diacungi jempol dan juga bukti bahwa mereka sekalipun saat ini harga batubara sedang melonjak naik dan pasar ekspor sangat menggiurkan, namun tetap mementingkan kepentingan dan kebutuhan domestik. terbukti bahwa saat itu ke-empat perusahaan tersebut juga menyampaikan bahwa soal harga tidak akan terlalu menekan dengan harga saat ini yang sedang melonjak tersebut. Sekalipun demikian dalam urusan ini ditambahkan oleh Bapak Mahyudin Lubis Direktur Pengusahaan Mineral dan Batubara yang juga hadir mendampingi Dr Simon, bahwa pendekatan B to B (business to business) perlu menjadi fokus dalam negosiasi antara Indonesia Power dan para pemasok batubara ini, sehingga akan dapat dicapai win-win solution dan pasokan dapat aman sampai Desember 2004.
Salah satu himbauan juga adalah agar Indonesia power segera melakukan perencanaan penambahan pasokan untuk berupa undangan tender bagi para pemasok. Juga dihimbau untuk ditingkatkannya fasilitas dermaga loading-unloading batubara di PLTU Suralaya untuk menghindari adanya antrian yang panjang kapal batubara di dermaga. Besarnya waktu tunggu tersebut akan mengakibatkan denda yang tidak sedikit.
Di sisi lain, PTBA juga menyatakan bahwa saat ini juga sedang dijajagi kerjasama lebih jauh dengan PT KAI untuk meningkatkan kapasitas angkut kerata api batubara dari Tanjung Enim ke Tarahan (ep).
sumber: