Pasok briket batu bara 2006 bakal tak mencukupi
Pasok briket batu bara 2006 bakal tak mencukupi
Bisnis, 15 Desember 2005
ÂÂ
JAKARTA: Pasokan briket batu bara akan mengalami masa kritis pada 2006 dan 2007 akibat tingginya permintaan yang disebabkan kenaikan harga BBM, namun belum ada penambahan pabrik yang signifikan.
Padahal, pemerintah telah mencanangkan untuk memproduksi 10 juta tungku batu bara untuk rumah tangga sebagai alternatif pengganti minyak tanah.
"Kebutuhan kita pada 2006 tidak akan terpenuhi semua, sekarang kapasitas kita itu hanya 90.000 ton per tahun punya PTBA [PT Tambang Batubara Bukit Asam]," ujar Simon Felix Sembiring Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi pada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Dia berbicara dalam seminar Prospek Dunia Usaha dan Potensi Pembiayaannya oleh Perbankan di Gedung Bank
PTBA saat ini memiliki tiga pabrik briket batu bara yang berlokasi di Gresik, Lampung, dan Tanjung Enim namun hanya mampu berproduksi sebesar 23.000 ton per tahun saja meski kapasitasnya mencapai 90.000 ton.
Minimnya jumlah produksi dibandingkan kapasitas tersebut disebabkan harga briket batu bara masih lebih mahal ketimbang minyak tanah sebelum harga minyak tanah dinaikkan pemerintah hingga 184% pada 1 Oktober 2005.
Rencananya perusahaan ini akan membangun tiga pabrik briket batu bara tambahan yang akan selesai pada 2009 di Serang,
"Kalau dia [PTBA] bikin tiga pabrik briket batu bara tambahan waktunya masih lama, itu juga masih belum mencukupi kebutuhan briket batu bara nasional yang akan terus meningkat," ujarnya.
Berdasarkan keterangan Simon, kebutuhan briket batu bara untuk industri menengah dan kecil mencapai 300.000 per tahun, sementara kebutuhan untuk rumah tangga diperkirakan mencapai tiga juta ton per tahun.
Yang menjadi persoalan bagi Departemen ESDM, lanjutnya, program peningkatan produksi briket batu bara sebenarnya bukan diperuntukkan bagi rumah tangga, namun bagi industri kecil.
Hal itu berbeda dengan program pemerintah yang mendorong penggunaan briket batu bara untuk rumah tangga sebagai pengganti minyak tanah.
"